Lagi-lagi kududuk termenung dengan pikiran kosong. Menatapi biru langit yang terlelap senja. Berangan-angan terbang bebas bagai kupu-kupu.
Perhatianku hanya fokus pada langit biru. Berharap segalanya akan baik-baik saja. Pemandangan saat hujan bagai diriku saat ini dan pelangi setelah hujan memberi harapan sekecil cahaya temaram.
Namaku Amanda Anastara. Sering dipanggil Amanda. Umurku 15 tahun. Aku kelas 1 SMA. Saat pertama kali aku masuk SMA, aku langsung disukai teman-temanku karena parasku yang cantik dan kepintaranku. Aku dapat menjawab soal-soal yang rumit dan susah. Saat aku SMP aku selalu mendapat juara pertama. Banyak orang bilang aku jenius, sehingga beberapa teman iri kepadaku. Tapi, sayangnya sifat ku bertolak belakang. Aku itu adalah orang yang kurang bisa bersosialisasi. Tapi yang aku maksud bukan introvert. Aku hanya tidak dapat menyembunyikan perasaanku. Sikapku yang blak-blakkan membuat banyak teman tidak suka padaku.Teman-temanku banyak berkata kalau aku tidak memikirkan perasaan orang lain. Tapi apa masalahnya? Aku hanya berkata apa adanya. Bukankah itu lebih baik, daripada berbohong dan tidak berkata sebenarnya. Tapi di semester ini aku mencoba merubah sikapku. Tapi tidak semudah perkiraanku. Memang sulit membuang kebiasaan lamaku.
Aku juga memiliki seorang kakak laki-laki. Dia bernama Alvin Widiarto. Sering kupanggil ko Alvin. Dia baru saja masuk kuliah. Ko Alvin adalah orang yang sangat nyebelin dan iseng tingkat dewa. Bahkan dia pernah memberi surat cinta kepada orang yang aku suka menggunakan namaku. Pokoknya dia yang terburuk!
Sekarang aku sudah memasuki semester genap. Selama liburan aku membeli banyak buku novel. sampai-sampai kamarku dipenuhi buku-buku novel. Uang jajanku habis hanya untuk membeli novel. Semenjak SMP aku sangat menyukai novel. Terutama novel berbau romantis.
***
Hari ini cuaca sangatlah terik. Sampai-sampai cahayanya menembus jendela kelasku. Berlawanan dengan isi hatiku yang sedang muram. Pelajaran yang disampaikan Bu Novi juga membosankan seperti biasanya. Membuat waktu terasa melambat.
"Hai, Amanda! Gimana liburan kamu Masih koleksi buku novel di rumah?" Tiba-tiba seorang perempuan menghampiri mejaku.
Dia adalah sahabatku, Keisya. Keisya adalah Partner in crime aku. Dia itu orangnya friendly, asik, gaul, dan nyebelin. Pokoknya kalau gaada dia entah kenapa suasana kelas jadi sunyi senyap. Dia juga menyukai buku-buku novel sama sepertiku. Dia itu orangnya sih pinter, tapi kalo lagi penting penting aja. Dia itu cuman kurang motivasi belajar aja.
"Iya donk! Masih koleksi buku-buku novel."
"Kamu kaya kutu buku aja. Nempel terus sama buku novel." Aku hanya tertawa mendengar ucapannya.
Tidak terasa bel pulang sudah berbunyi. Menandakan pelajaran telah selesai. Aku pun pulang dijemput supirku. Sesudah di rumah, aku masuk ke kamar dan memilih tumpukkan buku novel favoritku. Kubaca buku novel sambil mendengarkan musik klasik beserta cemilan. Mengerjakan PR, makan malam, dan membeli novel baru! Sekarang sudah jam 07.00, aku harus cepat-cepat ke toko buku!
Sesampainya di toko buku, aku langsung mencari novel dengan genre romantis. Namun tak kusangka novel yang kemarin aku baca, sudah rilis bab baru. Sebenarnya aku ingin membeli novel romantis yang baru, tapi karena ini salah satu novel horror favoritku aku akan beli yang ini aja. Saat aku ingin mengambil buku itu, tiba-tiba tanganku bersentuhan dengan laki-laki asing yang ingin mengambil buku itu.Â
"Aku yang melihat buku ini duluan. Jadi aku yang ambil." Ucap laki-laki itu sembari mengambil buku itu dari rak buku.
Sementara badanku masih mematung di tempat, dia langsung hilang dari pandanganku sekejap mata. Kalau dipikir-pikir sangat menyebalkan. Kenapa hari ini aku bisa bertemu orang aneh seperti dia? Mungkin hari ini aku lagi sial aja.
Keesokan harinya, aku masih saja tidak bisa melupakan kejadian kemarin. Bikin suasana hatiku buruk aja kalau memikirkan itu.
"Ah kesal!"Â Aku pun tanpa sadar berteriak dan pergi meninggalkan kelas. Saat aku di lorong kelas, aku melihat teman-teman perempuanku seperti sedang menggosipkan sesuatu. Palingan hal-hal yang tidak berguna.
"Eh, Miranda! Lu udah liat belum anak pindahan yang baru. Ganteng banget loh." Ucap Keisya dengan wajah berseri-seri.
"Oh, gitu ya. Belum liat juga sih" Sebenernya aku juga gak terlalu peduli sih mau ganteng atau enggak.
"Ehh, itu dia lewat. Anak pindahan baru yang aku bilang ganteng." Dengan wajah Keisya yang semakin berseri-seri.
Dan sialnya dia adalah laki-laki yang kutemui di tokoh buku. Sekarang dia pindah ke sekolah yang sama denganku. Aku pun mencoba menghindari orang itu dengan memalingkan mukaku. Apa dia mengenaliku, dia gak mengenaliku kan? Iya kan? Tunggu kenapa aku menghindarinya? Semestinya aku yang marah karena kejadian kemarin. Ah, bisa-bisa nya hidupku sesial ini. Pelajaran pun dimulai, Bu Novi memasuki kelas dengan anak laki-laki disampingnya.
"Anak-anak, Bu Novi ingin mengenalkan anak pindahan baru, namanya Reza Pratama."
"Hai, nama gue Reva Pratama. Salken. Dari cara ngomongnya aja udah ketauan sifat anak ini seperti apa. Dari semua orang kenapa harus dia yang satu sekolah denganku sih.