Chapter 2 - Bab 2

My Husband is the Demon lord

Episode 2 :

Biasanya para ratu iblis itu memiliki sifat arogan dan juga penuh kesombongan, tapi lihatlah gadis manusia yang terpanggil melalui upacara pemanggilan monster perjuang cerminan hati dan kehidupan si pemanggil, malah menjadi seperti ini, padahal yang memanggil adalah Raja Iblis, harusnya akan menjadi orang yang arogan dan sangat kuat seperti monster, tapi kenapa malah kebalikan dari semua itu.

Ozaki Rika gadis yang terpanggil dari dunia lain oleh sang raja iblis dan selalu menganggap kalau ia adalah seorang lelaki.

Ke esokan harinya.

Karena malas menggunakan gaun kerajaan atau bisa dikatakan sebenarnya tidak bisa atau tidak tau cara memakainya, akhirnya lebih memilih pakaian perempuan pertama yang ia pakai di dunia itu.

Yah seragam sekolah anak SMA jepang moderen, meski ia tidak terbiasa mengenakan 15 cm di atas lutut tapi apa boleh buat hanya pakaian itu yang bisa ia pakai secara mandiri, setelah itu Ryu pergi keluar kamarnya dan berjalan menuju ruang tahta dalam perjalanan ia disambut ramah oleh para pelayan raja iblis.

"Selamat pagi nona Ratu Iblis Rika."

"Pagi." Sapa balas Rika dengan senyum manisnya ketika melihat para pelayan cantik tersenyum ke arahnya.

Namun senyum itu segera luntur ketika ia berhadapan dengan Onikage. Terlihat jelas Ryu atau Rika begitu waspada ketika berhadapan dengan Onikage.

"Kenapa wajahmu jadi seperti itu di hadapanku?" tanya Onikage di hadapan Rika.

"Bukan apa-apa! Oh iya bagaimana kondisi Zarathos?"

"Yang Mulia baik-baik nona Rika, hanya saja, dia bilang kalau dia ingin bertemu anda." Jawab Onikage.

"Oh jadi begitu."

"Kau ternyata bisa dengan mudah beradaptasi di dunia kami, aku kira kau akan butuh waktu lebih dari setahun untuk membiasakan diri dengan kehidupan barumu dan juga menerima apapun yang terjadi padamu."

Rika hanya diam mendengar ucapan dari Onikage, Onikage memang benar, kalau orang normal pasti tidak akan bisa menerima atau bahkan mempercayai semua hal yang terjadi dalam jangka waktu cepat itu. Tapi Rika memiliki alasan tersendiri untuk mencoba betah tinggal bersama raja iblis.

"Kalau begitu tolong ijinkan aku kedapur sebentar, ada sesuatu yang ingin aku lakukan." Ungkap Rika meminta ijin kepada Onikage.

"Ke dapur. Baiklah aku mengerti, ayo ikut aku."

Rika pun mengikuti langkah kaki Onikage menuju dapur, dalam perjalanan Rika tak henti-hentinya menanyakan semua hal tentang Zarathos kepada Onikage, dan Onikage terlihat begitu semangat menceritakan semua tentang rajanya, baik itu dalam hal keburukan dan hal kebaikan yang ia miliki.

Rika hanya diam mendengarkan, ia mencoba mengambil kesimpulan untuk dimana ia berpijak atau bisa dikatakan dimana ia berpihak. Namun kelihatannya ia masih bingung untuk pergi ke sisi mana, karena ini memang benar-benar sebuah Dilema.

Jika ia pergi meninggalkan Zarathos dan berpihak pada manusia ia akan dianggap tidak tau balas budi, karena Zarathos masih membiarkannya hidup bebas meski enggak boleh keluar istana dengan alasan perang masih terjadi.

Jika ia memihak Zarathos, maka ia akan dianggap para manusia sebagai penghianat ras atau budak iblis. Sungguh kedua pilihan itu bagi Ryu atau Rika sama-sama tidak menguntungkan untuknya, karena ia hanya ingin hidup dengan damai tanpa harus Khawatir tentang adanya ancaman.

"Nah nona Rika kita sudah sampai." Ucap Onikage dengan hormat.

Rika pun masuk kedalam dan di dalam terlihat banyak pelayan kerajaan yang bertugas memasak sedang sibuk.

"Tunggu Nona Rika."

"Apa?" tanya sebel Rika sambil menatap Onikage dengan pandangan yang tidak mengenakan.

Onikage langsung mengeluarkan keringat sebesar biji jagung ketika mendengar ucapan pedas dari ratu mereka.

"Kau itu sudah menjadi ratu disini, enaknya aku harus memanggilmu dengan sebutan apa?" tanya Onikage pada Rika.

"Panggil saja aku seperti biasa aku tidak suka sesuatu yang sangat formal."

"Tidak bisa begitu, hamba akan merasa sangat bersalah jika tetap memanggil anda dengan sebutan nona Rika ketika, eeee~, anda sudah menikah dengan Baginda Raja Zarathos."

Rika terdiam mendengar jawaban Onikage, langsung berpikir keras untuk mencari jawaban yang bagus.

"Kalau begitu ... panggilah aku dengan sebutan yang membuatmu nyaman." Jawab Rika pada saat itu, ia sebenarnya tidak mau ambil pusing, mau dipanggil apapun menurutnya bukan masalah, lagi pula di dunianya yang baru ia adalah istri dari Raja Iblis, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan, ia juga sebenarnya berharap suatu saat bisa pulang ke dunia asalnya sebagai lelaki untuk sekali lagi.

"Kalau begitu, bagaimana kalau Baginda Ratu Rika?" tanya Onikage pada Rika, Rika yang mendengar hal itu hanya menanggapinya dengan senyum dan mengatakan kalau.

"Baginda Ratu." Gumam pelan Rika atay Ryu sembari menatap ke arah Onikage yang tunduk kepadanya, lalu ia menatap seluruh isi dapur yang isinya merupakan bawahan dari sang raja Iblis Zarathos dan merupakan perkumpulan berbagaimancam ras tersenyum ke arahnya.

Author note: Oh iya satu pemberitahuan, bahwa hanya ialah satu-satunya manusia di istana raja iblis, hal itu membuatnya gugup.

"Baiklah, aku mengerti." Gumam Rika lalu menatap para pekerja dapur atau koki dan pelayan yang ada di sana.

"Kalian semua!, dengarkan aku baik-baik!," semua pekerja dapur pun menatap ke arah Rika, mereka bertanya-tanya apa yang diinginkan oleh ratu pertama mereka, yah meski ada rasa tidak senang di hati masing-masing karena raja mereka menikahi manusia, namun mereka berusaha menerima apapun keputusan raja mereka, "Tolong ajari aku memasak, karena aku ingin menghidangkan masakan khusus untuk Baginda Raja Zarathos!" seru Rika sembari tersenyum dalam wajah Bishonen miliknya.

Para penghuni dapur kerajaan itu terheran-heran akan keinginan sang ratu pertama itu, karena baru pertama kali ini ada penguasa yang ingin di ajari memasak, biasanya mereka hanya memesan makanan dan marah-marah, kalau makanan yang dipesan itu tidak sesuai selera dan terlambat di kirimkan.

"Kenapa Baginda Ratu ingin di ajari memasak?, bukankah Baginda Ratu hanya perlu memesan masakan yang Baginda Ratu Rika inginkan, kepada kami." tanya para pelayan pada Rika.

Rika tersenyum dan mengatakan atau menjawab pertanyaan para monster yang ada disana, dengan muka tenang dan santai. Entah mengapa ia bisa begitu tenang seolah monster-monster yang ada dihadapannya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya.

"Karena, aku merasa, kalau yang membuatnya adalah kalian, makanan itu tidak akan terasa special, aku ingin Yang Mulia Raja Zarathos, makan-makanan yang aku masak, tapi aku belum bisa memasak, itu sebabnya aku ingin kalian yang mengajariku, aku mohon dengan penuh rasa hormat!" seru Rika sembari bersujud kepada kepala Koki yang ada disana.

"Ba-Ba-ginda Ratu he-hentikan!, jangan bersujud di hadapan kami, karena derajad kita sangat berbeda!" seru kepala Koki kerjaan sembari menahan tubuh Rika agar tidak bersujud di hadapan mereka, Onikage yang melihat kejadian itu, hanya diam saja, karena ia menganggap, kalau apa yang dilakukan oleh Rika itu, merupakan bawaan sejak lahir atau kebudayaan yang di anut oleh Rika di dunianya yang sebelumnya.

"Baiklah kami akan mengajari Baginda Ratu memasak." Ungkap sang kepala Koki kerajaan sembari menghela nafas melihat kelakuan unik Ratu mereka dalam meminta sesuatu, "Tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?" tanya Rika kepada kepala Koki kerejaan.

"Tolong jangan merendahkan diri Yang Mulia di hadapan para bawahan seperti kami ini, anda memang manusia, tapi setatus anda jauh lebih tinggi dari kami, maka dari itu, kami tidak ingin anda lebih menghargai dan sedikit berbangga diri dengan posisi nona sebagai ratu iblis yang dihormati," ungkap para koki kerajaan

Rika lalu tersenyum, ia berjalan dan mengelus wajah sang koki lalu berkata, "Baiklah aku akan menjadi ratu kalian, sekarang tolong ajari baginda ratu kalian ini cara untuk memasak." Rika lalu berdiri dan menunggu keputusan sang kepala koki.

"Baiklah, kami mengerti!" seru mereka semua lalu dengan semangat mereka mengajari Rika atau sebenarnya adalah Ryu, mereka memberitahukan semuanya, mulai dari bahan-bahan, bumbu dapur dan juga cara memotong sayuran dan juga daging yang ada disana, pisau yang digunakan juga berpariasi.

Setelah sudah menyelsaikan apa yang ia inginkan, ia telah berhasil membuat bubur yang menurutnya enak dan kaya akan nutrisi karena merupakan penggabungan dari berbagai sayur dan nasi yang ada di sana.

Rika membawa bubur itu dengan senyum manis diwajahnya dan setelah keluar dari dapur ia berpaling sebentar dan mengatakan.

"Terimakasih bantuannya, aku harap aku bisa menjadi orang yang kalian harapkan." Setelah menagatakan hal itu Rika pun berjalan menjauhi mereka.

Onikage hanya diam melihat baginda ratu mereka yang terliat begitu merendah pada bawahan, lalu ia menatap para koki kerajaan yang nampak memperlihatkan senyumnya ke arah Rika yang menjadi ratu mereka, mereka melanjutkan pekerjaan dengan semangat dan senyum.

'Sungguh, meskipun ia adalah manusia yang urak-urakan dalam berpakaian dan gaya bicaranya kadang seperti seorang lelaki berandal,  ia bisa mengambil alih hati para iblis di istana ini,' batin Onikage sembari tersenyum manis menatap ke pergian Rika.

Kamar Raja Iblis Zarathos.

Sesampainya di kamar ini, Rika langsung mengetuk pintu kamar.

Tok tok tok!

"Siapa?" tanya seseorang dari dalam dengan nada lemas, Rika kaget mendengar suara sang raja iblis yang terdengar lemas, ia pun hanya diam saja dan menjawab.

"Ini aku, Ryu, Ozaki Ryu," jawab Rika dari luar.

"Oh kau, baiklah silahkan masuk," jawab sang raja iblis dibarengi dengan pintu yang terbuka sendiri, terlihat Rika tersenyum sembari membawa nampan makanan yang berisikan semangkuk bubur dan air susu.

Rika lalu meletakan napan makanan itu di atas laci disamping kasur king size milik sang raja dan mengambil semangkok bubur dan mencoba menyuapi sang raja dengan menggunakan sendoknya.

"Cepat buka mulutmu, kalau tidak bubur ini akan dingin, cepat agar kau bisa sembuh dan memimpin kerajaanmu!" perintah Rika dengan tampang Bishonen miliknya, Zarathos yang melihat hal itu hanya bisa sedikit menyunggingkan senyumnya dan mencoba untuk duduk. 

"Keh, kenapa kau malah ingin aku sembuh hem?" tanya sang raja.

"Sudah makan saja, aku sudah susah-susah belajar dari para kokimu untuk membuatnya, setidaknya hargai usahaku!"

"Iya-ya dasar keras kepala," ucap sang raja iblis mengalah, ia terlihat lemah, ia mencoba menyendok bubur itu, namun genggaman tangannya terlalu lemah, ia bahkan tak bisa mengangkat sesendok bubur.

Rika yang melihat hal itu langsung menyendokannya dan menyuapi sang raja.

"Buka mulutmu," pinta Rika dengan wajah sedikit bersemu, yah meskipun di sana hanya ada mereka berdua, namun Rika tidak yakin sepenuhnya kalau mereka hanya berdua saja.

Zarathos menurut, ia membuka mulutnya dan se sendok bubur nasi pun masuk ke mulutnya, Zarathos terdiam, ketika merasakan bubur itu memasuki mulutnya.

"Bagaimana rasanya?" tanya Rika agak khawatir, yah jujur saja dia adalah manusia, jadi dia jelas khawatir akan perbedaan rasa yang diterima lidahnya dan lidah sang raja.

"Lumayan, bagaimana kau bisa membuatnya?" tanya Zarathos, wajahnya nampak tidak begitu pucat

"Aku belajar dengan para koki kerajaan, memangnya kenapa?" tanya Rika lagi.

"Jadi begitu, kalau besok aku masih bisa hidup, aku harap aku bisa makan bubur buatanmu," ungkap Zarathos.

'Melihat sifatnya yang seperti ini, sangat sulit dipercaya kalau ia adalah raja iblis yang jahat,' batin Rika sembari mengelus kepala suaminya dengan lembut.

"Aku harap kau bisa sembuh secepatnya, karena kalau kau sampai jatuh sakit, maka aku yang akan kerepotan mengurus kerajaanmu," ujar Rika mengungkapkan harapannya agar sang raja sembuh karena tidak ingin direpotkan dalam urusan kerajaan.

Mendengar hal itu Zarathos jadi tersenyum bahkan hampir tertawa.

"Piff..."

"Hem ada apa?" tanya Rika sembari menatap sang raja Iblis.

"Em tidak ada, hanya saja aku tidak menyangka, kalau kau memiliki rasa tanggung jawab sebagai ratu, padahal kalau kau mau kau bisa saja melarikan diri dari sini sebelum aku mati," jawab sang raja iblis sembari menahan tawa.

Rika hanya tersenyum melihat Zarathos memasang tampang bahagia meskipun wajahnya sudah sangat pucat dan meprihatinkan.

"Sebaiknya jaga kesehatanmu, selama kau sakit, aku akan merawatmu jadi tolong jangan terlalu banyak merepotkanku," ungkap pelan Rika sembari tersenyum, lalu dengan santainya ia melambaikan tangannya keluar dari kamar Zarathos, lalu mulai mengunjungi semua ruangan istana dan melihat Mekanisme yang ada di istana tersebut, mulai dari senjata jebakan dan persenjataan yang ada disana.

'Dari yang terlihat, semuanya terlihat seperti peralatan orang-orang barat di abad pertengahan' batin Rika sembari melihat-lihat keadaan.

Banyak para iblis yang belum menerima kehadirannya, hal itu terlihat dari tatapan mata mereka kepada Rika, namun Rika tidak menghiraukannya dan menganggap hal itu sebagai angin lalu, selain ahli bela diri, Rika dalam kehidupan sebelumnya atau perlu kita sebut Ryu dulunya juga seorang pekerja kantoran, hal itu membuatnya mampu mengatasi beberapa masalah kerajaan seperti saat ia mengerjakan beberapa tugas sulit dari perusahaan tempat ia bekerja.

Ia cukup kompiten mengatasi beberapa permasalahan, karena hal itu, beberapa petinggi iblis mulai menghormati Rika dari ilmu pengetahuan yang ia miliki, namun Rika tetaplah manusia hal itu membuat para iblis tetap tidak bisa mempercayainya sepenuhnya, apalagi kesan pertamanya saat bertemu raja mereka begitu keterlaluan.

Rika terus-menerus merawat sang raja iblis Zarathos, skill memasaknya semakin meningkat, ia juga mendapatkan banyak pengetahuan tentang tanaman herbal yang bisa dijadikan obat dari dunia Iblis melalui tabib kerajaan, Rika mempelajari segala hal yang ada di kerajaan Iblis itu, yah dengan wewenangnya sebagai ratu ia bisa mendapatkan apapun.

Beberapa minggu setelahnya, ke adaan Zarathos mulai membaik, namun masih belum bisa dikatakan sembuh, tapi setidaknya ia sudah mengangkat pedang dan menggunakan beberapa sihir, dengan begitu kerajaan kembali ditangani Zarathos, lalu Rika mulai melakukan kegiatan biasanya, belajar memasak, latihan bertarung dengan pelatih prajurit, kemampuan memanah Rika juga sangat luar biasa, namun sayang karena ia manusia biasa maka ia tidak memiliki kemampuan untuk mempelajari ilmu sihir.

"Baginda Ratu, ada urusan apa hingga baginda ratu harus datang kemari?" tanya penjaga gerbang air Suija kepada Rika.

"Tidak ada, aku hanya ingin melihat-lihat gerbang yang kau jaga," jawab Rika sembari tersenyum manis.

"Oh, begitu... kudengar baginda ratu Rika telah merawat yang mulia raja Zarathos, apa itu benar?" tanya Suija pada Rika sembari mengawasi gerak-gerik Rika yang sedang mengelus gerbang air yang ia jaga.

"Em... aku merawatnya dan sekarang ia sudah lumayan baik, setidaknya ia sudah bisa mengangkat pedang dan bergerak dengan armor berat yang ia miliki, tapi yang aku lakukan bukan menyembuhkannya, aku tau kalau orang itu masih sakit, tapi entah kenapa ia selalu memaksakan diri dan beralasan kalau ia sudah bisa memimpin sekarang, dengan berlari-lari dan lain sebagainya, seolah ia tidak ingin dirawat olehku lagi," jawab Rika sembari memasang wajah khawatir.

Suija nampak tak percaya seorang manusia mau merawat raja mereka hingga bisa bergerak kembali, ia malah mengira kalau Rika akan mengambil kesempatan untuk membunuh raja mereka.

"Mungkin, yang mulia raja hanya tidak ingin baginda ratu terlalu khawatir," ungkap Suija sembari tersenyum.

Rika ikut tersenyum mendengarnya, "Benarkah? Kalau begitu aku bisa lega mendengarnya, tapi meski begitu aku tetap khawatir, karena aku tidak tau kondisinya akan bertahan sampai kapan? Kalau ia tidak meminum obatnya lagi, apalagi aku sempat mendengar kalau beberapa kerajaan telah mempersiapkan pasukan mereka untuk menyerang," ungkap Rika sembari tersenyum, namun senyum itu bukan senyum bahagia, melainkan hanya senyum hampa untuk menutupi rasa khawatir yang ia miliki.

"Ngomong-ngomong yang mulia Rika, kalau boleh tau, kenapa kau begitu khawatir dengan raja kami, aku tau kau sudah menjadi istrinya, tapi kau adalah manusia dan raja kami adalah iblis, apalagi pernikahan ini bukan atas dasar cinta, jadi atas alasan apa kau menyelamatkan raja kami?" tanya Suija, kali ini ia tidak bisa menahan rasa penasarannya terhadap Rika.

"Aku melakukannya demi diriku sendiri, aku melakukannya untuk keuntunganku... asal kau tau walaupun aku bukanlah orang genius tapi aku bisa memilih jalan terbaik untuk ku jalani."

"Pertama kenapa aku khawatir kalau raja kalian mati adalah, karena hanya dia yang melindungiku."

"Kedua kenapa aku tidak melarikan diri? Karena aku tau aku tidak akan bisa kemana-mana, kalaupun aku bisa lari dari istana ini, memangnya aku harus kemana? Aku sama sekali tidak mengenal daerah yang ada di dunia kalian." 

"Terakhir jika kerajaan kalian dikalahkan, aku belum tentu mendapatkan kebahagiaan, bisa saja aku dijadikan budak oleh para kerajaan yang mengalahkan kerajaan kalian," jawab Rika tanpa basa-basi, bagi Rika mengucapkan semua alasannya adalah hal yang terbaik, meskipun ia dibunuh saat itu juga ia tidak akan masalah

"Kau jujur sekali untuk alasanmu yang satu ini," ungkap Suija sembari tersenyum.

"Bahkan jika kau membunuhku saat ini juga aku tidak akan masalah, karena memang aku berbuat baik hanya untuk diriku sendiri, aku seorang pembisnis jadi apapun yang aku lakukan jelas aku selalu mengincar hasil yang dapat memberikan keuntungan untuk diriku, itu sebabnya aku tidak terlalu mempermasalahkan soal pernikahanku dengan raja kalian karena aku bisa mendapatkan akses apapun dari kerajaan ini sebagai keuntungannya," ucap Rika.

"Jadi kau juga bisa menghianati kerajaan jika hal itu menguntungkanmu?" tanya Suija, pada Rika, Rika hanya diam dan berpaling menjauh.

"Tanpa ku jawabpun kau pasti akan tau jawaban dariku," jawab Rika lalu menjauh dari sana.

'Dia tidak bisa dipercaya' batin Suija sembari menatap tajam Rika

Bersambung