Chapter 3 - Bab 3

"Kau jujur sekali untuk alasanmu yang satu ini," ungkap Suija sembari tersenyum.

"Bahkan jika kau membunuhku saat ini juga aku tidak akan masalah, karena memang aku berbuat baik hanya untuk diriku sendiri, aku seorang pembisnis jadi apapun yang aku lakukan jelas aku selalu mengincar hasil yang dapat memberikan keuntungan untuk diriku. Itu sebabnya aku tidak terlalu mempermasalahkan soal pernikahanku dengan raja kalian karena aku bisa mendapatkan akses apapun dari kerajaan ini sebagai keuntungannya," ucap Rika.

"Jadi kau juga bisa menghianati kerajaan jika hal itu menguntungkanmu?" tanya Suija, pada Rika, Rika hanya diam dan berpaling menjauh.

"Tanpa ku jawab pun kau pasti akan tau jawaban dariku," jawab Rika lalu menjauh dari sana.

'Dia tidak bisa dipercaya' batin Suija sembari menatap tajam Rika.

Rika pergi meninggalkan Suija, Rika tau kalau iblis air itu tidak akan pernah menyukainya, meskipun mahluk itu tidak memperlihatkan kebenciannya. Akan tetapi Rika jauh lebih waspada kepada orang-orang seperti Suija. 

Hal itu dikarena menurut pepatah, air yang tenang belum tentu tidak mengandung bahaya di dalamnya.

Rika bahkan lebih takut pada orang-orang yang sifatnya sama seperti Suija. Kenapa? Itu karena bagi Rika orang yang menyembunyikan kebencian atau perasaan sebenarnya yang ia rasakan akan sangat sulit untuk di atasi, karena dia tidak akan tau apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kebencian itu atau mengatasi serangan-serangan yang akan dilancarkan.

'Iblis air itu sangat sulit untuk di tebak sifat aslinya, sepertinya dia adalah seorang pembunuh bayaran yang berpengalaman,' batin Rika sembari berjalan mengelilingi istana, banyak dari para iblis memberikan rasa hormat kepadanya.

Hal itu sudah terjadi semenjak menikah dengan Zarathos, namun pada saat itu Rika melihat rasa hormat mereka, itu hanya sebatas karena ia adalah istri raja mereka.

Namun Rika nampak kaget melihat perubahan yang terjadi saat beberapa hari setelah kesehatan sang raja mulai pulih, Rika merasakan perbedaan rasa hormat yang mereka berikan kepadanya, pandangan yang mereka berikan terasa cukup tulus tidak seperti dulu yang hanya karena terpaksa.

Rika nampak penasaran akan hal itu, saat ia bertanya kenapa mereka menghormati dia dengan tulus, mereka menjawab kalau itu hanya sebagai rasa terima kasih karena telah membuat raja mereka menjadi sehat kembali dengan ramuan yang ia buat.

"Kurasa kalian harus menyimpan rasa terima kasih kalian karena..." mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya kembali, Rika pun melanjutkan kalimatnya.

"Raja kalian sebenarnya masih belum sembuh, obat yang aku berikan tidak mungkin bisa menyembuhkannya. Obat itu hanya berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, untuk sekarang ia mungkin terlihat sehat namun untuk kedepannya kita tidak akan tau apa yang akan terjadi," lanjut Rika, ia nampak kesal, karena ramuan herbal yang dia buat sama sekali tidak diminum oleh Zarathos dengan alasan dia sudah cukup kuat dan bisa dikatakan sembuh.

Padahal Rika sudah sangat sering mengatakan kalau obat yang dia buat harus terus diminum. Karena, jika tidak maka reaksi obatnya akan hilang dan Zarathos akan kembali sakit.

Rika ingin Zarathos tetap sehat itu dikarenakan, Rika sempat mendengar kalau beberapa minggu lagi kerajaan mereka akan diserang dan kalau sampai kerajaan mereka kalah, Rika memang akan bebas dari kerjaan para Iblis atau jeratan kontraknya dengan sang raja Iblis.

Namun, Rika juga memikirkan nasibnya kedepannya yang sama sekali tidak mengenal siapapun di dunia barunya. ia juga tidak tau apakah dia akan di anggap tawanan perang atau mungkin saat kerjaan ini diserang dia ditangkap dan dijadikan budak kerajaan manusia.

Rika, atau yang dulunya Ozaki Ryu, adalah orang yang selalu memikirkan konsekuensi dari setiap tindakannya. Bila kemungkinan terjadinya hal buruk lebih banyak, Rika akan memilih opsi lain yang lebih baik.

"Jadi Yang Mulia Raja, Zarathos masih belum sembuh?" tanya mereka

"Em, tapi yang membuatku kesal adalah dia tidak pernah mau menuruti dan mendengarkan apa yang aku katakan tentang ramuanku, dia bilang dia benar-benar sudah sembuh, sembuh dari mana sialan?! Aku sudah berulang kali mengatakan kalau ramuan yang ku buat belum bisa menyembuhkannya sialan!" Rika mengumpat. sebagai seorang ratu yang perhatian.

"Tapi menurut kami Baginda Ratu Rika hanya terlalu khawatir saja. Lihatlah selama ini Yang Mulia Raja, saat mendapatkan peraawatan dari Baginda ratu dia nampak baik-baik saja bahkan semakin sehat," ungkap para pelayan kerajaan pada Rika yang telah menjadi Ratu di kerajaan mereka, yah meskipun Rika adalah manusia, mereka menghormatinya karena jasa Rika dalam membuat raja mereka kembali mendapatkan kekuatannya.

"Benarkah? Bagiku dia hanyalah iblis bodoh yang tidak mau mendengarkan peringatan orang lain," ungkap pedas Rika, ia pergi meninggalkan para pelayan dengan perasaan kesal.

Sementara para pelayan kerajaan iblis hanya tersenyum melihat tingkah Ratu pertama mereka, yah ini adalah pertama kalinya Zarathos tertarik dengan perempuan dan menikah.

Yah meskipun yang raja mereka nikahi adalah seorang manusia, namun mereka bersyukur karena setidaknya ada kemungkinan kalau Zarathos akan memiliki keturunan, apalagi melihat kepedulian Rika kepada Zarathos yang merupakan raja mereka.

Sementara Ozaki Rika langsung pergi ke ruang kesehatan untuk mengembangkan bakatnya dalam ilmu pengobatan dengan para tabib disana, Rika sama sekali tidak pernah sungkan unntuk belajar dari siapapun, ia menghormati semua profesi siapapun, bahkan jika itu adalah pekerjaan terendah.

Rika belajar dari banyak iblis yang ada di istana itu dalam mengenai banyak hal.

"Jadiii ... Yang Mulia Raja sama sekali tidak mau meminum obatnya?" tanya para tabib disana.

"Em, dia bilang dia sudah cukup kuat untuk bertarung dan tidak perlu lagi meminum obat dengan rasa aneh dan memuakan itu ... sungguh yang dia katakan itu membuat kepalaku terasa mau pecah, apa selama ini dia berpikir kalau obatku hanya untuk meningkatkan daya tahan sementara itu adalah lelucon belaka?" tanggap Rika dengan perasaan sangat kesal, sakin kesalnya terlihat Rika mengolek tanaman obat dengan sangat cepat, sehingga membuat nya berhamburan kemana-mana.

"Sebaiknya kau tak usah terlalu memikirkannya, Baginda Raja hanya ingin kau tidak terlalu khawatir padanya," ucap para tabib kerajaan yang terdiri atas para Oni, Dwarf dan Dark Elf, mereka sangat pandai dalam bidang pengobatan atau pembuatan Potion dan Elixir

Rika nampak terlihat semakin kesal dengan mereka, saat mereka bertingkah seolah tak peduli dengan raja mereka.

Sesosok Oni berkulit merah dengan tanduk satu dan dipanggil dengan nama Join Red, tersenyum ke arah Rika, dia mendekat dan berkata.

"Saat medan perang tiba, aku akan ikut berperang bersama Yang Mulia, buatlah ramuannya sebanyak mungkin, karena saat di medan perang nanti akulah yang akan memberikan ramuannya pada yang mulia!"

"Heh, baiklah aku akan membuatnya sebanyak mungkin dan kau harus memastikan kalau Baginda Raja mau meminumnya dengan cara apapun!" titah Rika pada Oni yang ada dihadapannya.

"Tentu saja!"

Rika langsung tersenyum kembali, rasa khawatir dan stresnya nampak berkurang, Oni merah itu langsung menatap ke arah teman-temannya dan mengacungkan jempolnya, para Dark Elf dan pekerja yang membuat ramuan-ramuan sihir kerajaan itu hanya bisa tersenyum melihat ratu mereka kembali tenang.

"Oh iya Kanjeng Ratu Rika, kalau boleh tau, kenapa Kanjeng Ratu tidak memakai gaun kerajaan?" kali ini Dark Elf wanita yang ada disana bertanya.

"Bukan apa-apa. Hanya saja pakaian formal kalian itu sangat sulit ku pakai," jawab Rika sembari meracik beberapa tanaman herbal menjadi obat, ia mencoba untuk fokus dengan pekerjaannya

"Piff, aku tidak menyangka Kanjeng Ratu benci pakaian Formal kerajaan, Ahahahaahahahaha!" tawa Dark Elf wanita itu.

Rika hanya diam sembari tersenyum, lalu fokus pada pekerjaannya.

"Sebenarnya aku tidak membenci pakaian Formal kerajaan, hanya saja aku tidak bisa memakai gaun indah itu seorang diri, makanya aku malas memakainya" jawab santai Rika dengan wajah lesu.

"Mau aku ajarkan cara memakainya?" tawar dark elf itu sembari tersenyum.

"Sebaiknya tidak usah, aku tidak mau merepotkan siapapun di sini" ungkap Rika yang sendari tadi tetap fokus pada pekerjaannya.

"Justru kalau Kanjeng Ratu tidak bisa menggunakan pakaian formal kerajaan akan membuat kami semua repot, untuk memakaikan pakaian itu, ditambah lagi Kajeng Ratu akan ditatap sinis oleh para petinggi iblis jika tidak mengenakan gaun kerajaan dalam acara-acara penting kerajaan," jelas sang Dark Elf secara panjang lebar.

Rika yang mendengar perkataan dari Dark Elf itu langsung terdiam beberapa saat, lalu ia pun tersenyum kecil.

"Kalau begitu, setelah aku menyelesaikan seratus ramuan obat, untuk Yang Mulia Raja, kita akan langsung ke kamarku, disana kau harus mengajariku sampai aku benar-benar paham cara melakukannya,"

"Sendiko Kanjeng!" gadis dari ras Dark Elf itu pun pergi dan kembali melakukan pekerjaannya untuk membuat Potion.

"Haaaaah ..." Rika menghela nafasnya dengan sangat panjang, dia mulai tidak memahami perasaannya yang menjadi begitu khawatir akan keadaan sang raja Iblis.

Rika terus saja fokus pada pekerjaannya, Rika meskipun dia adalah seorang ratu, ia tidak mau berdiam diri dan memerintah seenaknya, dia lebih suka bekerja bersama para iblis istana dan mendengar keluhan mereka, lalu menyampaikannya pada Zarathos dan memberikan beberapa pilihan terbaik untuk dipilih oleh sang Raja. Yah Rika sudah terbiasa dengan pekerjaannya sebagai pemimpin perusahaan dan juga wakil salah satu keluarga Yakuza, Rika dulunya bekerja di banyak tempat dengan banyak propesi.

Sewaktu kehidupannya sebagai Ozaki Ryu dia adalah seorang Yakuza yang paling ditakuti di kelompoknya, Ozaki Ryu, orang-orang dari dunia gelap selalu memanggilnya dengan gelar sang Naga dari Kantou, Naga itu diambil dari namanya yang berarti Naga dan Kantou adalah kota asalnya, gelar Naga itu di dapat juga didapatnya dari kekuatan fisiknya yang tidak manusiawi.

Ozaki Ryu atau yang sekarang dipanggil Ozaki Rika di kerajaan Raja Iblis Zarathos, pernah di hujani peluru senapan tipe SMG di sekujur tubuhnya, namun masih bisa berlari dan membunuh banyak musuh, lalu pingsan setelahnya dan saat berhasil melewati masa keritis, kekuatan fisik Ryu malah semakin meningkat, namun setelah ia bertemu dengan seorang wanita cantik dan menarik perhatiannya. Ryu keluar dari kehidupannya sebagai Yakuza dan melamar kerja di perkantoran biasa.

Lalu mengajak kencan gadis itu, mereka berpacaran dalam waktu lama, apalagi gadis itu adalah teman masa kecilnya, namun yang membuat Ryu patah hati adalah, baru enam bulan mereka pacaran, ia dikejutkan kalau perempuan itu dijodohkan dengan kakaknya, mendengar hal itu membuat perasaannya hancur dan akhirnya tersambar petir lalu muncul di dunia baru sebagai perempuan lalu dijadikan istri oleh raja Iblis.

Zarathos, sangat senang Rika memiliki kemampuan politik yang hebat dan memadai, hanya saja masalahnya Rika tidak pernah memakai gaun kerajaan dan selalu memakai baju sailor atau seragam pelaut yang ada di lemarinya.

Rika juga orang yang sangat cepat mempelajari sesuatu yang rumit, termasuk memasak dan juga membuat ramuan herbal, yang hanya bisa dilakukan oleh beberapa pengrajin Potion atau tabib istana.

Dan sakin hebatnya hanya dalam beberapa jam saja 50 ramuan sudah selesai dengan cepatnya, bahkan saat itu Rika membuatnya dalam keadaan melamun.

"Huaaah, lihat Kajeng Ratu bisa membuat ramuan herbal dalam keadaan melamun tanpa memasukan bahan yang salah," puji mereka semua yang melihat Rika membuat meracik ramuan herbal sembari melamun.

"Hei-hei, kira-kira apa yang dipikirkan Yang Mulia Ratu?"

"Entah mungkin masalah malam pertama."

"Kalian semua, apa yang kalian bicarakan?" tanya Rika dengan nada kasar.

Mereka semua kaget dan menatap ke arah sumber suara, terlihat Rika sedang memasang tampang atau ekspresi Yakuza nya, mereka semua langsung kaget dan ngeri sendiri melihat ekspresi menakutkan Rika.

"Hiiiiiii! Kanjeng Ratu, tolong hentikan tatapanmu! Itu mengerikan!"

'Hoy-hoy, menurutku wajah kalian itu jauh lebih mengerikan,' batin Rika sembari mengalihkan pandangannya.

"Haah... yasudahlah, paman Red, tolong simpan obat-obatan herbal ini untuk di peralatan perang, selain untuk menambah daya tahan tubuh, itu juga bisa digunakan untuk menyembuhkan luka," perintah Rika lalu pergi dari sana.

"Ashiaap!"

Rika tersenyum lalu pergi keluar dari tempat itu, namun sebelum benar-benar keluar, ia menatap dark elf wanita yang tadi bicara padanya.

"Apa kau bisa meninggalkan pekerjaanmu sebentar saja untuk membantuku?" tanya Rika pada Dark Elf yang ada dihadapannya.

"Tentu saja," jawab singkat gadis itu lalu tersenyum manis, lalu ia pun pergi meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Rika untuk masuk ke kamar ratu, saat sudah di dalam, Rika membuka lemarinya yang dipenuhi gaun-gaun kerajaan yang sangat elegan dan berkelas.

"Seperti yang diharapkan dari kamar ratu, banyak sekali baju-baju bagus dan perhiasan yang indah," gumam Dark Elf itu sembari tersenyum.

"Ah perhiasan yang terlalu mewah dan berlebihan seperti ini sebenarnya membuat hatiku kurang nyaman," sambung Rika sembari mengelus gaun putih indah dengan hiasan-hiasan berbentuk kelopak bunga lili pada bagian bandu dan bagian yang menutup kaki, lalu pada bagian dadanya.

"Kanjeng Ratu," panggil Dark Elf itu merasa khawatir akan pandangan wajah Rika ke arah gaun putih itu.

"Ah iya," sahut Rika sembari tersenyum dan melepaskan gaun putih itu dari lemarinya.

"Gaun yang indah, apa Baginda Ratu pernah melihat gaun ini sebelumnya?"

"Yah pernah, gaun ini adalah gaun yang digunakan oleh kakak perempuanku dalam pernikahannya dengan lelaki yang sudah di jodohkan dengannya dan lelaki itu adalah orang yang aku cintai," jawab Rika sembari merubah sedikit ceritanya, karena akan agak aneh nantinya kalau ia mengatakan itu adalah baju perempuan yang ia cintai.

Tanpa sadar air mata Rika menetes, "Disaat mereka semua bahagia, aku harus berjuang menentukan nasib di dunia baru bersama suami baruku yang merupakan raja iblis, ditambah lagi aku belum begitu terbiasa dengan semua yang ada disini."

"Sudahlah, lupakan saja lelaki itu, lupakan masa lalu Kanjeng Ratu, sekarang ayo kita pelajari cara memakai gaun," ajak sang dark elf tersebut.

"Ah, ya tentu, ayo cepat." Rika dengan cepat memilih beberapa gaun untuk dipelajari cara memakai dan cara berjalan dengan gaun itu.

"Oh iya kenapa Kanjeng Rika mau menikah dengan raja kami yang aneh itu?" tanya Dark elf itu sedikit dengan nada penasaran.

"Em... sebelum itu namamu siapa?"

"Mary, namaku Mary,"

"Mary-san kah, berapa umurmu?"

"350 tahun,"

"Eh???"

"Memangnya kenapa?"

"Usiaku masih 27 tahun dan aku sudah terlihat dewasa, sedangkan kau 350 tahun masih terlihat seperti gadis remaja, yang benar saja? Kalau kau mengatakan itu di tempat asalku kau bisa dihukum mati karena di anggap berbohong!" Rika benar-benar tercengang dengan kenyataan yang di dengarnya, sementara Mary hanya senyum-senyum saja.

"Kanjeng Ratu jangan lupa, kalau ras kita berbeda, jadi bisa dikatakan proses pertumbuhan kita juga berbeda."

"Ah kau benar, aku lupa akan hal itu," ungkap Rika sembari tersenyum malu akan kenyataan aneh yang ia dapatkan.

"Hem jadi bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Huf ...  bagaimana bisa kau menerima pernikahanmu dengan raja kami?"

"Oh soal itu, entahlah, sebenarnya aku masih belum bisa menerima pernikahan ini. Akan tetapi aku juga sudah memikirkan segala macamnya hal yang bisa membuatku menerimanya, sekarang aku memang masih belum menemukan alasannya ... tapi suatu saat aku pasti akan tau," ungkap Rika sembari mengelus wajah Mary dengan lembut, saat menatap Mary, ia malah teringat dengan adik perempuannya Ozaki Mayu.

Rika juga tidak pernah memakai sepatu hak tinggi, karena bagi Rika sepatu yang seperti itu terlalu merepotkan.

Namun demi Image nya sebagai ratu dari kerajaan itu ia pun rela mempelajari cara berjalan dengan sepatu itu sampai kakinya membengkak.

Beberapa minggu kemudian.

Akhirnya tibalah saatnya kerajaan mereka diserang, Zarahos sang raja iblis pergi membawa 500 pasukan ke medan perang, melawan 300.000 pasukan manusia yang terdiri dari 30 pasukan berkuda, 500 pasukan berjirah, 1000 pasukan penyihir elit 200 pasukan pemanah 70 pasukan prajurit biasa, 100 petugas medis lalu sisanya adalah pasukan udara.

Sementara Zarathos membawa 100 prajurit berkuda, 100 prajurit naga terbang, 100 pasukan sihir, seratus sisanya untuk keperluan biologis, yaitu bahan makanan, obat-obatan dan lain sebagainya.

Para penghuni istana menjunjung tinggi nama raja mereka dan bersorak untuk memberikan semangat pada raja mereka agar kesempatan menang meningkat.

Rika pun mendekati Zarathos untuk terakhir kalinya sebelum pergi meninggalkan istana. Dia tau kalau Zarathos tidak akan pernah menganggapnya seperti istri yang sesungguhnya karena perbedaan ras mereka.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan denganku, Rika?" tanya Zarathos sembari menatap Rika, ia sudah siap berperang dengan pakaian berupa jubah hitam dia menatap Rika dengan mata merahnya.

"Aku tidak pernah meminta apapun kepadamu selama ini ... tapi bisakah sekali ini saja kau menuruti keinginanku..."

"Memangnya apa yang kau inginkan dariku manusia?"

Rika lalu tersenyum lalu mengarahkan tinjunya ke hadapan sang raja.

"Berjanjilah padaku kalau kau tidak terlalu memaksa diri dan kembali dengan selamat ... kalau bisa tolong minum obatmu di medan perang nanti," jawab Rika.

"Kenapa kau tiba-tiba menjadi perhatian kepadaku?" tanya sang raja iblis pada Rika yang tiba-tiba perhatian padanya.

"Tidak ada ... hanya saja aku ingin kau kembali dengan selamat, karena setelah cukup lama bersama aku melihatmu sangat mirip dengan Oyabon," ungkap Rika sembari memalingkan wajahnya.

"Oyabon?"

"Bos besar,"

"Huh???"

"Cik!... Dalam organisasi gelap tempat dimana aku bekerja dulu, Oyabon adalah sebutan untuk Bos besar!"

"Oh," Zarathos pun tersenyum lalu naik ke atas kuda api miliknya lalu ia menatap ke arah Rika dan pergi bersama prajuritnya pergi ke medan perang, dimana mereka akan bertempur dengan manusia yang menyerang kerajaan mereka.

Rika mengawasi kepergian Zarathos dari balik jendela istana.

'Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa tidak nyaman saat ia sudah jauh dariku, rasa-rasa tak rela ini kenapa bisa aku miliki?' batin Rika sembari memandangi kepergian Zarathos suaminya yang pergi dengan ratusan prajurit.

Rika lalu berbalik dan pergi menelusuri istana seperti biasa, karena ia tidak di ijinkan keluar istana, maka dari itu ia hanya jalan-jalan di istana sembari melupakan perasaan aneh yang sempat ia rasakan.

Seluruh penghuni istana merasa heran melihat ratu mereka menjadi murung, seperti tengah memikirkan sesuatu, ratu mereka yang selalu ceria dan berbagi pengetahuan serta begitu baik, menjadi murung dan nampak sedang tak ingin di ganggu.

Rika nampak memperhatikan kolam hias yang ada di halaman istana Rika hanya diam sembari melemparkan batu-batu kerikil sembari menunggu kabar tentang hasil perang.

Plung

plung

plung

"Haaaaaah ... kenapa aku selalu kepikiran tentang raja bodoh itu? Aku yakin dia pasti tertawa bahagia sembari menari-nari di atas mayat orang banyak," gumam Rika sembari mencoba menenangkan hatinya yang sedang kacau balau.

"Apa yang tengah Baginda Ratu pikirkan?" tanya seorang gadis berambut pirang panjang dengan kulit kecoklatan datang menghampiri Rika.

"Mary kah, haaa... kau tidak perlu tau," jawab singkat Rika sembari tersenyum.

"Heeeeh, jangan begitu dong ... tolong kasih tau aku, kitakan sudah jadi teman," bujuk Mary pada Rika sembari tersenyum manis.

"Enggak ada apa-apa kok, kamu enggak usah khawatir," jawab Rika sembari menatap ke arah kolam hias yang dipenuhi ikan itu dengan pandangan kosong.

"Kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa baginda ratu malah melamun disini dan melempari kolam dengan batu? Hal ini adalah hal yang sama sekali tidak pernah baginda ratu lakukan beberapa hari lalu," ucap Mary mencoba mempropokasi Rika untuk memberitahukan apa yang ratu mereka pikirkan.

"Anak kecil enggak perlu tau," tukas Rika sembari mengalihkan pandangan matanya dari remaja perempuan itu.

"Heeeeh, secara teknis aku lebih tua darimu loh," timpal Mary, Rika sedikit tercekak mendengarnya, karena ia ingat betul usia Mary yang mencapai tiga ratus tahun lebih.

"Heh ... tapi dalam sudut pandang rasmu kau masihlah remaja," sanggah Rika.

"Kalau menggunakan sudut pandang rasku, Baginda Ratu hanyalah anak-anak," balas Mary tak mau kalah.

"Ergh, sudahlah aku tidak mau bicara lagi," balas Rika kembali menatap kolam hias dan melemparinya dengan batu, ada beberapa batu yang memantul sampai ke tepi kolam saat dilempar, ada juga yang langsung tenggelam.

"Haaaah, yasudahlah, Baginda ratu ... kalau kau perlu sesuatu kau bisa bisa memanggilku atau pelayan yang lain." Mary mencoba pergi dari Rika namun tangan halus dan lembut mencegah langkahnya.

"Tolong temani aku, sebentar saja disini," pinta Rika pada Mary yang baru saja menjadi temannya dalam beberapa hari lalu.

Mary sedikit tersenyum lalu duduk disamping Rika yang nampak tengah galau atau sedang memikirkan sesuatu.

"Kalau begitu, bisakah nona Rika memberitahukan sesuatu yang mengganjal di hati nona?"

"Bisa saja, tapi tolong jangan kau beritahu siapapun akan hal yang aku curahkan kepadamu ini," pinta Rika pada Mary.

"Percayalah padaku!" seru Mary mencoba mendapatkan kepercayaan Rika.

"Aku hanya khawatir akan kondisinya, aku tau betul dia tidak pernah mau memakan obatnya, meskipun aku terus memaksanya, aku tau betul sikap keras kepalanya itu, bahkan jika paman Red memaksanya aku yakin ia akan membuang obat itu dan berkata kalau aku tidak kenapa-kenapa dan tidak perlu minum obat. Tingkahnya yang kelewat pede itu membuatku marah kesal bercampur takut."

"Takut?"

"Aku takut dia kalah, kerajaan ini hancur dan kita semua akan diperlakukan sebagai budak dari kerajaan yang menang," jawab Rika sembari melemparkan batu-batu krikil ke air.

"Hahahaha, ku kira dari sekian banyak warga kerajaan hanya Yang mulia Ratu yang punya pikiran pesimis," ucap tak percaya Mary, meskipun Mary juga merasa takut kalau hal yang dikatakan Rika terjadi.

"Heh, itu karena aku adalah orang yang selalu was-was akan segala sesuatu yang terjadi, meskipun banyak yang percaya kalau kami, kita akan menang."

"Bukankah itu terlalu berlebihan? Seharusnya Baginda Ratu tidak usah pesimis," ucap Mary mencoba menenangkan hati Rika.

"Percaya diri itu bagus, tapi kalau terlalu berlebihan itu juga akan menjadi bomerang tersendiri," ungkap Rika sembari memandangi kolam hias.

Di medan perang.

Di tengah-tengah hamparan tanah yang sangat luas terjadi pertempuran manusia melawan pasukan iblis, mereka semua bertempur mati-matian, termasuk raja Iblis Zarathos yang maju ke medan perang secara langsung la melancarkan banyak sihir-sihir kuat untuk menghalau pasukan musuh

"Haaaaaa, Magi, magi-magika Rage of Dragon Buster!" munculah gumpalan api membentuk naga besar panjang yang terus menyemburkan api ke arah pasukan musuh, sang raja iblis tersenyum melihatnya

Para pasukan penyerbu kalang kabut menghalau serangan sihir sang raja iblis, mereka melarikan diri namun naga api itu terus mengejar, sampai akhirnya para pasukan penyihir menggunakan sihir air dan es untuk melawan sihir api sang raja iblis.

Pertarungan di hentikan dengan perginya para manusia, namun itu masih belum berakhir, karena dalam peperangan pasti akan terjadi beberapa pase, maka dari itu Raja Iblis dan pasukannya memilih berkemah di sekitar hutan terdekat.

"Yang Mulia Raja, minumlah ramuan herbal ini, Kanjeng Ratu, sudah membuatkannya untukmu secara khusus, jadi setidaknya hargai usahanya untuk menjaga kesehatan tuan dengan meminumnya," Pinta Join Red pada Zarathos.

"Kenapa dia begitu bersih keras memperhatikan kesehatanku? Padahal dia itu manusia?"

"Kenapa tuan raja?"

"Buang saja semua ramuan yang dia buat, aku masih belum bisa percaya kepadanya," jawab Zarathos lalu berjalan lunglai kehadapan para panglima perangnya.

"Tapi tuan..."

"Kubilang buang!"

"Baiklah saya mengerti."

Join Red, pemimpin setan merah itu hanya bisa menghela nafas dan membuang semua obat-obatan herbal buatan Rika atau bisa dibilang Ryu.

"Yang Mulia Raja, anda kenapa?" tanya sang pengatur strategi melihat keadaan Zarathos yang tiba-tiba terjatuh.

"Bukan apa-apa Todoroki, ini hanya masalah kecil, lakukan saja tugasmu."

Para petinggi kerajaan yang ikut berperang hanya diam menatap khawatir ke arah sang raja, tentu saja Join Red juga demikian, namun apaboleh buat, obat itu sudah dibuang dan disimpan juga tidak ada gunanya Zarathos pasti akan menolak untuk meminumnya.

'Kenapa tubuhku terasa lemah, bukankah tadi aku cukup kuat untuk mengeluarkan sihir tingkat tinggi?' tanya batin Zarathos sembari menatap kodisinya. Zarathos mulai merasakan nyeri ditubuhnya.

Secara tiba-tiba Zarathos kembali mengingat pembicaraan terakhirnya dengan Rika sebelum berangkat ke medan perang.

"Aku tidak pernah meminta apapun kepadamu selama ini ... tapi bisakah sekali ini saja kau menuruti keinginanku..."

"Memangnya apa yang kau inginkan dariku manusia?"

Rika lalu tersenyum lalu mengarahkan tinjunya ke hadapan sang raja.

"Berjanjilah padaku kalau kau tidak terlalu memaksa diri dan kembali dengan selamat ... kalau bisa tolong minum obatmu di medan perang nanti," jawab Rika.

"Kenapa kau tiba-tiba menjadi perhatian kepadaku?" tanya sang raja iblis pada Rika yang tiba-tiba perhatian padanya.

"Tidak ada ... hanya saja aku ingin kau kembali dengan selamat, karena setelah cukup lama bersama aku melihatmu sangat mirip dengan Oyabon," ungkap Rika sembari memalingkan wajahnya.

"Oyabon?"

"Bos besar,"

"Huh???"

"Cik!... Dalam organisasi gelap tempat dimana aku bekerja dulu, Oyabon adalah sebutan untuk Bos besar!"

Zarathos tiba-tiba kembali tersenyum dalam keadaannya yang sedang sakit.

"Ah... bodohnya aku, jika dia mengetahui hal ini mungkin dia akan marah-marah padaku," gumam pelan Zarathos mencoba menahan tawa mengingat wajah Rika yang so tak peduli kepadanya.

'Kenapa dia bisa begitu perhatian kepadaku, padahal peperangan ini melibatkan rasnya, aku jadi aneh melihat dia mendukungku padahal musuh yang dihadapi adalah manusia' batin Zarathos, mencoba memahami cara pikir Rika.

Kembali ke istana.

Hari menjelang malam, semua pelayan sudah pada tidur, namun Rika nampak kesulitan untuk tidur di kamarnya yang begitu besar, karena kesulitan untuk tidur, ia pun pergi ke ruang kesehatan kerajaannya, disana ia menggunakan beberapa tanaman herbal yang ada lalu mulai meracik bahan-bahan tanaman itu menjadi sebuah ramuan, entah karena kebiasaan atau tidak, Rika nampak jauh lebih tenang ketika meracik obat-obat itu.

Di tangan Rika pekerjaan apapun menjadi sangat ringan, Rika bahkan tidak ingat tidur gara-gara keasikan membuat obat-obatan herbal yang ada di resep ruang kesehatan yang telah di ajarkan para tabib, tak jarang pula Rika berekperimen sendiri dalam membuat obat-obatan herbal.

Ke esokan harinya.

para tabib kerajaan kaget melihat Rika, ratu mereka berada di ruang kesehatan dalam keadaan tertidur pulas dan disamping Rika terdapat berbagai bungkus obat-obatan herbal yang biasa ia buat, bisa dikatakan.

"Baginda Ratu! Sejak kapan dia ada disini? Dan obat-obatan ini?" ucap para tabib yang melihat hasil racikan Rika, sementara Rika asik tidur di ruang kesehatan itu.

"Ini ... luar biasa, seperti racikan tangan para dewi, terlihat sangat sempurna, kandungan nutrisi dari tanaman-tanaman ini sangat berguna untuk menyembuhkan luka-luka dalam ataupun memperbaiki aliran mana energy sihir yang rusak," Ungkap tak percaya para tabib, mereka memandang takjub karya gadis manusia yang merupakan ratu mereka tersebut

"Benar-benar luar biasa, dia seperti bukan manusia biasa," tambah yang lain.

Mereka semua menatap wajah Rika yang kelelahan karena kurang tidur, Rika terbangun dan menatap mereka semua dengan wajah yang lelah matanya memerah karena kurang tidur.

"Engh... Apa aku ketiduran?"

"Ya Yang Mulia, bahkan tidur Nyonya Ratu sangat nyenyak," jawab mereka sembari tersenyum.

Rika lalu tersenyum dan mengambil obat yang ada disampingnya, ia tersenyum menatap obat herbal yang dibuatnya.

"Aku tidak tau apakah ini bisa menyembuhkannya atau tidak, tapi aku harap ia mau meminumnya kali ini," ungkap Rika sembari tersenyum hambar, ia mencoba untuk berdiri, namun tubuhnya terlalu lemas untuk bergerak.

"Tahan dulu baginda ratu! Anda belum makan, apalagi anda sepertinya kurang tidur, sebaiknya Baginda Ratu istirahat dulu, soal obat itu bisa diserahkan nantikan," ucap para tabib kerajaan iblis itu menghalangin Rika.

Rika terdiam mendengarnya ia pun duduk dan menurut, meskipun sebenarnya ia tidak suka berdiam diri, namun sekarang ia benar-benar lemas, mungkin memang karena kurang makan.

"Maaf merepotkan, tapi bisakah kalian memberiku sarapan, sejak tadi malam aku selalu menghabiskan waktu untuk membuat obat sampai lupa tidur dan makan."

"Siap laksanakan Yang Mulia Ratu!" salah satu dari mereka pun pergi ke dapur kerajaan tempat para koki bekerja.

Tok tok tok.

Pintu dapur kerajaan pun terbuka.

"Ada perlu apa?" tanya salah satu maid pada Dark Elf yang selalu menemani Rika yaitu Mary.

"Tidak ada, hanya saja Yang Mulia Ratu Rika sedang lapar, bisakah kalian membuatkan makanan yang sekiranya cocok dengan lidahnya, lalu bawa ke tempat para tabib," pesan Mary pada Maid kerajaan tersebut.

"Em baiklah, kau tunggu saja, kami akan datang kesana dengan makanan yang selalu dipesan oleh Baginda Ratu Rika," jawab sang Maid sembari membungkuk hormat lalu masuk ke dalam dapur dan memberitahukan pesanan Rika kepada kepala koki.

Terlihat para Koki tersenyum mendengarnya lalu mulai bekerja dengan semangat.

"Untuk Baginda Ratu! Kita bawakan makanan berkelas enak dan juga mengenyangkan!"

"Ha'i!" seru mereka.

Singkat cerita.

Semua makanan itu di antar secara langsung oleh para Koki dan juga pelayan ketempat Rika berada, mereka sepertinya sudah sangat menerima keberadaan Rika di istana mereka. Meskipun Rika adalah manusia namun jasa Rika kepada raja merekalah yang membuat mereka begitu baik pada Rika, apalagi Rika tidak pernah berbuat kasar pada mereka, tidak pernah memerintah seenak hati seperti para petinggi kerajaan yang lain. Bisa dikatakan kalau Rika disukai oleh seluruh kalangan bawah kerajaan, mulai dari pelayan, Koki dan lain sebagainya.

Setelah selesai makan Rika pun mengikuti saran Mary untuk mandi terlebih dahulu agar pikirannya bisa tenang, setelah selesai mandi, Rika pun pergi ke kamarnya untuk memakai gaun kerajaan, setelah selesai Rika pun pergi ke kamar Zarathos untuk memberikan obatnya, namun ternyata Zarathos tidak ada dikamarnya, Rika pun teringat kalau suaminya sedang berperang melawan manusia yang ingin menyerang kerajaan mereka.

"Benar juga, sekarang dia ada dimendan perang ... entah apa yang ia lakukan sekarang," gumam Rika sembari melamun, ia pun menyimpan obatnya kedalam sela bajunya.

Rika pun kembali mengurus, dukumen-dukumen kerajaan dan urusan administrasi serta masalah perekonomian rakyatnya yang mulai runtuh akibat pajak yang tinggi dan dikarenakan peperangan juga.

Banyak hal yang Rika coba perbaiki dalam bidang perekonomian, namun karena tidak bisa keluar istana untuk melihat keadaan kerajaan secara langsung, Rika pun meminta seorang pelukis kerajaan untuk melukis setiap pemandangan desa yang dia lihat, agar Rika dapat menilai pendapatan rakyatnya itu kebanyakan dari hasil apa.

Setelah sudah selesai, Rika mulai membuat strategi perekonomian moderen yang cukup handal untuk membantu rakyatnya, mualai dari para petani, dengan menggunakan sistem Irigasi dan tanam berputar, atau apalah itu yang dimana setiap panen tanaman yang ditanam di lahan itu akan dirubah, lalu menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.

Masih banyak lagi hal yang Rika sampaikan kepada para penghuni istana yang punya tanggung jawab terhadap desa. Kadang Rika juga menggunakan jasa para Maid untuk menyampaikan kepada para rakyat untuk bisa mendapatkan hasil tani dan perternakan dengan lancar serta masalah bisnis-bisnis lainnya.

Hingga akhirnya perekonomian rakyat mulai stabil bahkan menjadi meningkat drastis, semua itu berkat ilmu bisnis yang di sampaikan Rika melalui para pelayannya karena ia tidak diperbolehkan keluar istana.

Semua rakyat kerjaan Zarathos pun mulai penasaran siapa sosok ratu mereka dan mereka mulai memuji-muji ratu mereka yang baru ini karena memiliki bakat dalam banyak hal dan membuat perekonomian rakyatnya menjadi lebih baik.

Rika mengawasi rakyatnya dari balik jendela dan hasil lukisan para pelukis istana lalu laporan-laporan keadaan desa, hanya bisa tersenyum melihat rakyat kerajaan kembali tentram.

Rika sangat bahagia atas pencapaian yang ia lakukan, Rika juga sangat sering pergi ke perpustakaan untuk mendapatkan banyak ilmu pengetahuan, mengenai banyak hal, ia juga kadang mendatangi para pembuat senjata atau pandai besi kerajaan untuk melihat-lihat cara kerja mereka, dan kebanyakan orang yang bekerja disana berasal dari ras Dwarf yang memang terkenal akan kemampuan mereka sebagai Blacksmith.

Ke adaan di tempat itu sangat panas karena yah tau sendiri ada banyak tungku api yang menyala untuk membakar baja-baja keras agar mudah dibentuk.

"Kalian rajin sekali, bisakah aku memesan sebuah senjata untuk hadiah di hari ulang tahun Yang Mulia Raja Zarathos," pinta Rika dengan nada lembut.

Para Dwarf yang ada disana menatap ke arah Rika, lalu salah satu dari mereka mendatangi Rika dan menanyai senjata macam apa yang Rika pesan.

"Senjata seperti apa yang ingin kamu pesan?" tanya seorang Dwarf yang kemungkinan adalah pemimpin mereka.

"Aku pesan sebilah pedang panjang yang terbuat dari baja logam berkarbon tinggi ringan mudah diayunkan dan mampu menembus jirah baja dalam sekali tebasan, modelnya seperti ini," jawab Rika sembari memberikan gambar katana dan rancangan pedang tradisional jepang itu, pedang yang merupakan karya seni bagi para pengrajin atau pandai besi di jepang.

Para Dwarf yang melihat pesanan Rika langsung tersenyum, mereka merasa tertantang dengan senjata model baru yang mereka akan buat, karena Katana terkesan ramping kuat dan tajam, sangat berbeda dengan Board Sword atau Long Sword yang biasa mereka buat.

"Katana adalah pedang yang sangat sulit pembuatannya, karena memerlukan waktu yang cukup lama serta memerlukan ritual-ritual khusus, tapi aku yakin kalian pasti bisa membuatnya." 

"Heh ini adalah tugas yang sangat menantang, sangat mustahil untuk dilewatkan, baiklah kami akan membuatnya!" seru para Dwarf sembari tersenyum.

Rika lalu pergi meninggalkan mereka yang mulai mengerjakan pesanan Rika sebagai tantangan baru.

Empat hari kemudian.

Rika nampak semakin gelisah, ia semakin susah tidur memikirkan suaminya yang tak pulang-pulang.

'Kenapa aku merasa tidak nyaman saat ia tidak pulang-pulang, padahal aku mungkin bukan sipa-siapanya dia, aku dijadikan ratu juga karena dia kasihan padaku, bukan karena ia tertarik padaku, lagipula aku ini juga lelaki, kenapa hal semacam ini bisa aku rasakan. Aku ini harusnya hanya tertarik pada perempuan, apa mungkin karena tubuhku berubah, orientasi seksualku juga berubah?' gumam tanya Rika sembari mencoba menutup matanya di kamar.

'Seandainya aku boleh berharap, aku ingin bisa bersamanya lebih lama. Meski dia raja iblis dan aku adalah manusia itu bukan masalah, dia selama ini baik padaku, aku juga sudah menikah dengannya, sudah sepantasnya aku setia kepadanya, apalagi aku sudah bersumpah di kuil Amateratsu untuk tetap setia kepada orang yang ditakdirkan kepadaku sampai ajal menjemput' batin Rika yang mengingat masa lalunya, dimana ia bersumpah untuk tetap setia kepada orang yang menjadi pasangannya suatu saat nanti.

Rika telah bersumpah atas nama Dewi Amateratsu, di depan keluarganya untuk tetap setia kepada pasangannya sampai ajal menjemput, Rika atau yang sebelumnya adalah Ryu merupakan orang yang sangat menjunjung tinggi sumpah dan janjinya, sehingga jika ia sudah berjanji ia tidak akan pernah ingkar.

Siang harinya, Rika dilanda kegalauan, dikepalanya ia masih memikirkan keadaan suaminya, Rika terus diam dan tidak seaktif biasanya hanya berdiam diri seperti orang yang kehilangan tujuan hidup. Rika juga sebenarnya agak bingung kenapa ia bisa sampai seperti ini padahal ia tidak punya perasaan cinta pada Zarathos, tapi entah kenap, rassa khawatirnya membuatnya kehilangan nafsu makan dan juga semangat gerak.

Diam, melamun dan menunggu hanya itu yang dia lakukan.

Di medan peperangan.

"Baginda Raja!" seru Red ketika melihat Zarathos tersungkur lemas di tempat ia berdiri. 

"Ada apa Red?!" tanya seorang pria bertato dengan kulit hijau gelap.

"Onikage, bisakah kau kirim prajuritmu untuk pergi ke istana meminta bantuan kepada Suija dan Enja untuk mengirimkan pasukan mereka?" pinta Red.

"Tentu saja."

"Baguslah, Tuan Zarathos sebaiknya kita kembali untuk istirahat," saran Join Red kepada Raja iblis Zarathos.

"Tidak bisa! Aku akan berjuang bersama kalian!" seru Zarathos dengan semangatnya yang sangat besar, tenaganya sedikit kembali untuk kembali berdiri, ia berlari dengan menggunakan pedang, berlari ke arah pasukan musuh dan mengamuk.

Red menghela nafasnya dengan berat lalu berlari bersama dibelakang Zarathos, membantu sang raja untuk bertarung.

Di kerajaan kemudian.

Rika melihat ada seulet bayangan berlari cepat ke arah istana, Rika tau kalau itu adalah prajurit bayangan yang di pimpin oleh Onikage, karena penasaran Rika pun berlari dengan cepat menguping pembicaraan antara Suija, Enja dan juga prajurit bayangan Onikage.

"Baginda Raja melemah, kami butuh bantuan kalian!" ujar para prajurit bayangan itu.

"Boleh aku bertanya?" tiba-tiba Rika muncul dan bertanya, prajurit bayangan itu pun menunduk hormat ke arah Rika.

"Sembah kami Kanjeng Ratu!" merek menunduk hormat pada Rika.

Rika menatap mereka dengan pandang lesu.

"Apa raja bodoh itu sudah meminum obatnya?" tanya Rika dengan pandangan khawatir.

"Ampun Kanjeng Ratu, Baginda Raja sama sekali tidak mau meminum obatnya, bahkan memaksa Red untuk membuang obat itu!" jawab para prajurit bayangan itu.

Tiba-tiba wajah Rika menjadi serius dan ia langsung menjentikan jarinya

Tek

Para Maid berdatangan ke arah Rika.

"Ada perlu apa Kanjeng Ratu?"

"Ambilkan aku baju jirah dan juga pedang!" Perintah Rika, para Maid dan para iblis yang ada disana kaget bukan main mendengarnya.

"Untuk apa kanjeng ratu!"

"Tentu saja untuk membawa Raja Bodoh itu kembali kemari! Jadi cepat ambilkan peralatan yang aku pesan atau aku akan pergi tanpa membawa apa-apa!" Rika berteriak dengan tegas ke arah para pelayannya, Suija dan Enja kaget bukan main akan apa yang mereka lihat dari Rika, karena baru pertama kali mereka melihat gadis itu meneteskan air matanya.

"Sendiko Kanjeng!" dengan cepat para maid berlari ke gudang senjata untuk mengambil pesanan Rika, yaitu baju jirah dan juga pedang.

"Kalian Tuntun aku kemedan perang! Suija, Enja salah satu dari kalian harus tetap ada di istana, jadi tentukan siapa yang akan ikut denganku lalu mengawal Raja keras kepala itu untuk kembali ke kerajaannya?"

"Kurasa Enja jauh lebih cocok dalam misi ini, jadi akulah yang akan tinggal. Tapi meski begitu aku juga tidak tinggal diam jika ini mengenai keselamatan raja, maka terimalah 50 prajurit iblis airku untuk membantumu," ujar Suija dengan nada santai dan dingin.

"Ku terima bantuanmu Suija," tanggap Rika sembari menunggu jirah dan pedangnya sampai.

Ketika baju jirah sudah sampai, Rika langsung memasangnya dengan mudah, Jirah kecil dan ringan itu adalah tipe jirah yang sering dipakai kesatria wanita, Rika pun membawa kuda biasa dan memacunya dalam kecepatan tinggi dengan Di ikuti Enja yang pergi dengan Kuda berbalut jirah api, mereka semua mengikuti pergerakan iblis bayangan yang bergerak sangat cepat.

Dalam jarak sekitar 70 meter dari medan perang Rika bisa melihat dengan dengan jelas pasukan iblis terdesak, Rika juga melihat kalau kudanya kelelahan Rika pun melompat turun dari kudanya dan berlari dengan kecepatan mencapai 20 Mach per detik, atau bisa dikatakan 20 kali kecepatan suara per detik dengan kecepatan seperti itu para pasukan bayangan Onikage, Enja dan prajuritnya serta prajurit dari Suija hanya bisa menganga lebar melihat ada manusia yang larinya lebih kencang dari kuda api milik Suija bahkan lebih cepat dari prajurit bayangan.

Di medan perang kemudian.

Blaaaaarrrrrrrr!

Tanah meledak dan berhamburan kemana-mana, membuat orang-orang di mendan perang terlempar kemana-mana, ketika debu dari tanah yang meledak dan berhamburan kemana-mana itu menghilang, terlihat seulet tubuh perempuan dengan jirah dan membawa pedang di tangan kananya berdiri di tengah-tengah medan perang, baik para manusia atau pun iblis penasaran akan sosok yang ada di tengah medan pertempuran.

Dan saat debu itu benar-benar hilang, terlihat seorang wanita cantik gagah berani berambut hitam panjang, bermata tajam menatap ke arah sekitar lalu menatap ke arah belakang sembari tersenyum ke arah raja iblis yang tengah bersimbah banyak luka.

"Aku datang untuk membantu, suamiku," ucap Gadis itu  sembari tersenyum ke arah Raja iblis.

Para Iblis dan prajurit manusia tercengang mendengar pernyataan gadis itu yang mengatakan suamiku ke arah raja iblis, gadis itu ternyata adalah Rika.

Rika lalu berjalan pelan mendatangi suaminya yang tengah terluka parah dan di pampah oleh petinggi iblis lainya.

Plak

Sebuah tamparan keras tepat bersarang di pipi Zarathos, Rika pun mulai marah-marah setelahnya.

"Kenapa kau tidak meminum obat yang telah ku buat dengan susah payah?! Bahkan kau juga memaksa Red untuk membuangnya kenapa?! Apa sebegitu sulitnya kau percaya kepadaku? Kepada istrimu!"

Zarathos hanya terdiam medengar omelan keras Rika pada saat itu, ia sadar apa yang ia lakukan telah membuat Rika marah karena obat yang dibuat dengan susah payah sama sekali tidak digunakan dan malah dibuang.

"Maaf," gumam sang raja.

"Sekarang kau baru minta maaf! Aku sudah memperingatkanmu kalau obatku masih belum cukup kuat untuk menyembuhkanmu! Sekarang kalau sudah begini siapa yang repot?!" Omel Rika memarahi suaminya, "Nih ambil! Ini adalah karyaku yang terakhir, minum sekarang atau kau kubunuh!" Zarathos pun terpaksa meminumnya.

"Bagus, sekarang kalian, bawa Raja paling keras kepala dan bebal ini kembali ke istana, untuk masalah disini serahkan saja padaku. Aku akan menahan mereka selagi kalian melarikan diri, jadi Red jangan kecewakan aku lagi ... tolong jaga suamiku dengan baik," pinta Rika yang kelihatannya sudah mulai bisa menerima perannya.

Bersambung