Pemikiran Antoni memang hebat , pantas dia di percaya oleh Ayah , karena dia benar benar matang dalam memikir kan sesuatu .
Aku pun tertawa bangga melihat Antoni dan mengedip kan sebelah mataku seraya memberi acungan jempol kepadanya .
" Hmmmmm... Suami lo ini emang hebat kan ...! Pantas donk kalo dapat ciuman ....hehehehe..!".
Antoni berkata sambil merangkul ku dan dia mulai merayu ku .
" Hiiiih... Mau nyaaaa...di cium pake sendal boleh..?".
Aku pun tak mau kalah menjawab nya dengan candaan
" Ayah.. ayok kita liat makanan nya apakah sudah tidak bisa dimakan atau masih bisa....?".
Aku mengajak Ayah untuk melihat bekal yang sudah di buat oleh nenek ini .
Satu persatu aku mulai membuka tempat makan ini , Rasa sedih dan berdosa melihat makanan makanan ini , makanan yang sudah di tempat kan rapi oleh nenek , ada nasi , lauk pauk , dan sayuran semua ada dan disiap kan oleh nenek .