Hari berganti menjadi Minggu, Minggu berganti bulan, kini tanpa terasa hampir satu tahun Mirella menjalani pengobatanya. Rasa putus asa, lelah juga kerap menerpa dirinya, namun dengan Daniel yang selalu menyemangatinya kini Mirella sudah bisa berjalan lagi tanpa bantuan tongkat.
Sedangkan Daniel juga membuka usaha untuk menopang kelangsungan hidup mereka. Awalnya Daniel Kira pengobatan Mirella tidak akan berjalan begitu lama, namun karena biaya pengobatan yang tinggi, belum lagi biaya hidup mereka, mau tidak mau Daniel harus memutar otak untuk bisa menghasilkan, awalnya dirinya ingin melamar pekerjaan di perusahaan dinegara ini, dengan ijazah yang dimilikinya juga pengalamannya dirinya yakin akan diterima, namun karena ingin selalu menemani Mirella menjalani pengobatanya, Daniel mengurungkan niatnya, karena dirinya pasti akan sedikit waktu jika dirinya kerja diperusahaan di negara ini.
Mirella kerap kali meminta Daniel untuk memakai uangnya, namun Daniel selalu menolaknya, dirinya tentu saja gengsi kalau mengunakan uang Mirella, kalau benar - benar tidak terdesak.
Saat kebutuhan makin banyak, uang semakin menipis, bahkan kartu yang dulu diberikannya pada Mirella juga terpakai , ditambah lagi istri yang Kaya, semakin membuat tekad Daniel semakin kuat. dirinya harus membuat usaha.
Akhirnya Daniel memilih kuliner sebagai bisnisnya. dirinya membuka restoran. Awalnya memang membuat dirinya putus asa dan ingin berganti usaha lain, namun dengan berbagai inovasi yang dibuatnya membuat reatorannya diterima , juga mampu menopang kebutuhannya. hingga kini restoran Daniel sudah membuka dua cabang.
karena Mirella sebelumnya juga Punya bisnis kuliner, hal itu juga banyak membantu Daniel.
Sebenarnya dikartu Daniel tidaklah benar - benar tidak Ada uangnya. Orang tuanya juga selalu mengisikannya, namun Daniel gengsi, jika mengunakan uang itu, karena dirinya sedang cuti dari perusahaan sang papa.
Kedua orang tua Daniel juga kedua orang tua Mirella, selalu mananyakan kapan mereka pulang, karena mereka tahu bahwa Mirella telah sembuh, namun dengan usaha yang sedang berkembang saat ini, juga kondisi Mirella sendiri membuat mereka belum memutuskan untuk kembali.
"sayang, aku berangkat dulu ya, kamu jangan terlalu capek" pamit Daniel pada Mirella. "iya,,hati - hati ya,,dan cepat pulang" kata Mirella sambil melambaikan tangannya.
tidak berapa lama, hp Mirella berdering, disana tertera nama Miska. "halo Beb....." teriak Miska begitu wajahnya muncul dilayar hp Mirella. "miss you....๐๐๐๐" kata Mirella. "aku juga....kangen...kangen. banget sama kamu,,jadi gimana keadaanmu sekarang?" Tanya miska pada Mirella. "ya...aku baik, bagaimana kabar kalian disana?" Tanya Mirella lagi, meski mereka sering video call, namun mereka selalau menanyakan kabar masing - masing. "seperti biasanya" balas Miska.
"jadi....kapan kalian pulang?" Tanya Miska lagi. "berapa Kali kamu Tanya itu sih Beb,,kami masih betah disini" kata Mirella lagi. "ih...ngeselin,kamu tahu ngak sih....aku tu..membutuhkanmu" kata Miska manja.
"udahlah....kamu siapkan aja baju bridesmaids nya buat aku,, nanti aku usahakan deh...."goda Mirella. "ya Tuhan....baby,apa maksudnya sih" kesal Miska diujung Sana. "bukannya kamu mau menikah dengan nenek Rio๐คฃ๐คฃ๐คฃ " tawa Mirella. "Baby,,,dia bukan nenek - nenek lagi, dia udah berubah" kata Miska tidak terima. "ya ya ya,,,karena sekarang Rio bukan sekedar sahabatmu, tapi juga calon suamimu" goda Mirella lagi.
Ternyata jodoh memang kadang tidak terduga, setelah bersahabat sekian tahun, ternyata rasa cinta menyambangi hati Mario dan Miska ,hingga mereka merencanakan pernikahan.
Sore hari Daniel sedang minum teh bersama Mirella. "Daniel,,tadi Miska telpon, dia mau Kita hadir dipernikahan mereka" kata Mirella sambil bergelung nyaman dipangkuan Daniel. "kapan acaranya?" Tanya Daniel sambil membelai punggung sang istri. "sekitar Sebulan lagi katanya" kata Mirella. " nanti Kita konsultasi sama dokter dulu ya, kamu sudah benar - benar sudah pulih 100% atau belum" kata Daniel lagi.
" jadi Kita pulang?" Tanya Mirella antusias. "tunggu kabar dari dokter dulu sayangku" kata Daneil gemas sembari mencubit hidung sang istri.
"tapi,,aku merasa sudah benar - benar baik" kata Mirella lagi. "itu Kan menurutmu,,kata dokterkan belum tentu,,ingatlah....jangan lari dulu" kata Daniel mengingatkan sang istri.