Chereads / Suamiku Tersayang / Chapter 69 - Taman

Chapter 69 - Taman

Daniel juga Mirella terdiam. Mereka terlarut dalam pikiran mereka masing - masing. Ketukan pintu membuat keduanya menoleh dan m ndapati sang mama berada disana berjalan menghampiri mereka. "Dan, Mira...ayok Kita makan dulu, kalian belum makan kan?" kata Sang mama sambil membelai rambut panjang Mirella.

tindakan sang mertua tentu membuat Mirella tertegun, bukankah terakhir kali mereka bertemu pulang dari Jepang, sang mama mertua ketus, jutek padanya karena sang mertua kalau dirinya adalah sahabatnya Dani. "Mira.,,kamu tahu, mama udah masakin makanan kesukaan kamu, pokoknya kamu tidak akan kecewa lah nanti" kata sang mama dengan senyum yang tidak luntur dari wajah cantiknya.

"mama duluan aja ya ma,,nanti kami menyusul" kata Daniel. "ya udah,,cepat ya...kami tunggu" kata sang mama sambil mengecup dahi Mirella.

"ya Tuhan.....mama sayang lagi sama aku" kata Mirella takjub sepeningalan sang mertua. "itulah...dulu Dani merebut semua kasih sayang mama papa, lalu sekarang ...aku yakin biarpun Dani kembali,,sayang mama sudah teralih semua padamu" kata Daniel kesal. "ah...kamu cemburu aja"kata Mirella meledek Daniel. "Makanya dari dulu aku berencana hanya punya 1 anak saja , biar tidak Ada anak yang merasa sepertiku,,tersisihkan" kata Daniel lagi.kali ini perkataan Daniel mbuat hati Mirella perih. apa yang dikatakan Daniel juga terjadi padanya. entah orang tuanya yang memang pilih kasih, atau karena dirinya yang terlalu egois.

"kalian ini....mama sudah sangat lapar menunggu kalian berdua" celoteh sang mama saat Daniel juga Mirella sampai dimeja makan. "maaf ma....tadi Daniel ada urusan dulu" jawab Mirella."udah lah ndak apa...Kita makan aja ma" kata sang papa sebelum sang istri mulai berkicau lagi."oh...iya...sayang...nih...kamu harus makan,,ini baik untuk kandungan, mama kan juga mau kamu sama cucu mama kelak, sehat sehat semua" kata sang mama sambil memenuhi piring Mirella dengan berbagai makanan.

perkataan sang mama membuat tiga orang yang disana terdiam dengan pikiran masing - masing. " benar juga...jika Daniel Punya anak seperti apa wajahnya ya ma" kata sang papa menimpali ucapan istrinya. " tentu saja akan cantik seperti mama kalau cewek, dan akan ganteng seperti papa lah kalau cowok" jawab sang mama bahagia."sebenarnya...Daniel punya anak apa punya adik sih?" celetul Daniel yang membuat dirinya mendapat lemparan tisu dari sang mama. "apa maksudmu"kata sang mama sengit. " kalau anak Daniel ngapain mirip kalian...bagaimanapun Daniel ini kan lebih cakep dari papa, lagian kalau anak Daniel perempuan, pasti akan mirip Daniel, kalau laki - laki juga mirip Daniel" kata Daniel lagi." kenapa?" Kali ini pertanyaan yang sama dan dalam waktu bersamaan ditanyakan papa, mama juga Mirella.

"tentu saja, Daniel kan mirip papa, lalu Mira juga mirip papa mertua,,kalau kami punya anak ya mirip Daniel lah" kata Daniel sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Jawaban Daniel membuat papa juga mamanya saling menatap kemudian menatap wajah Daniel lagi. "kenapa menurut papa wajahmu justru mirip mama ya" kata sang papa."dari mana mirip mama, dari daniel kecil juga semua orang dirinya mirip sama papa, ndak ada mirip- miripnya sama Mama" kata sang mama.

"jadi...Daniel....Mira...kalau kalian ingin punya anak, kalian jangan cerai ya" kata mama sambil menunjukkan senyum terbaiknya. "itu.....kami...." jawab Mirella kaku. Daniel tidak berusaha menjawab, dirinya kembali memakan makannanya dengan cepat. " ya udah....Kita bicarain nanti saja ma, biarkan mereka makan dulu" kata sang papa.

Keesokan paginya Daniel dan Mirella berjalan - jalan ditaman. mereka bersantai sambil menikmati udara Pagi ditaman yang sejuk.

"ini kencan Kita yang pertama ya, sejak menikah Kita bahkan belum pernah pergi bersama" kata Daniel. sejujurnya dalam hati, Daniel masih berat untuk bercerai dengan Mirella, namun seperti yang dikatakan Mirella mungkin memang sudah waktunya mereka berpisah. "karena kamu selalu sibuk dengan pekerjaanmu, sedang aku terlalu sibuk meratapi kecacatanku ini" jawab Mirella.

andai Mirella bisa melihat dalam hati Daniel yang teriris mendengar perkataan Mirella. rasa bersalah kembali mengelayuti hatinya.

"bagaimana kalau Kita berkencan ditaman ini, sebagai kenangan kalau Selama menjadi suami istri Kita ada kenangan jalan- jalan bersama"kata Daniel semangat dan diangguki oleh Mirella.