Happy Reading gengs ๐
โค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธ
Gisella dan Gio sedang sibuk meladeni setiap wartawan yang ingin mewawancarai. Mereka berdua juga termasuk incaran para wartawan lokal maupun internasional. Senyum dan keramahan selalu ditampilkan oleh Gisella dan Gio meskipun mereka berdua sudah lelah atas pertanyaan berulang kali ditanyakan oleh wartawan tersebut.
Mereka berdua mengakhiri sesi tanya jawab dan segera masuk ke dalam ballroom hotel, tempat berlangsungnya acara pertunangan Vistania Joseph dan Jammie Vincent.
"Sumpah! Mereka tuh nggak bisa berhenti kepoin hidup kita?" gerutu Gisella saat berjalan bersisian dengan Gio dalam ballroom hotel tersebut.
"Itu sudah risiko kita, Sayang. Stop menggerutu, oke? It's time to happy," ucap Gio bijak.
Semburat kekesalan perlahan sirna di wajah Gisella saat mendengar ucapan kekasih hatinya tersebut. Double G ini bergegas berjalan menuju Tania dan Jammie untuk mengucapkan selamat. Namun sepanjang perjalanan menuju kedua pasangan berbahagia itu, Gio harus banyak berhenti menyapa setiap kenalannya yang datang juga dipesta tersebut. Jammie terlihat bahagia sekali, begitu juga dengan Tania. Mereka berdua tampak sangat serasi.
"Congratulations Jams and Tania," ucap Gisella tulus.
Meskipun baru pertama kali ini Tania bertemu dengan Gisella dan Gio, namun ia seakan akan sudah mengenal lama teman-teman Jammie.
"Thank you so much, Darl. Thank you sudah datang," balas Tania pada Gisella dan Gio.
"Selamat yah atas pertunangan lo, Bro," ucap Gio pada Jammie.
"Thank you sudah datang, Bro. Semoga lo juga cepetan nyusul gue," balas Jammie pada Gio.
"Semoga!" ucap Gio tersenyum simpul sambil melirik kearah Gisella yang berdiri disampingnya.
"Silakan nikmati pestanya ya? Jangan sungkan! Kami tinggal dulu, masih harus menyapa yang lain," pamit Tania pada Double G.
"Baiklah kalo begitu. Sekali lagi, selamat untuk kalian berdua," ucap Gisella yang ditanggapi dengan senyuman manis dari kedua pasangan tersebut.
๐๐๐
Di toilet, Clarista menormalkan detak jantungnya yang berdetak kencang. Sama sekali tidak terbayangkan ia akan berada di posisi saat ini. Clarista menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia merasa segalanya yang terjadi hanya mimpi bukan kenyataan. Namun ia nyatanya tidak bermimpi sama sekali.
Dua wanita cantik, masuk ke dalam toilet yang sama dengan dirinya. Keduanya terlibat percakapan seru.
"Lo percaya kalo si Augfar itu nggak gay?"
"Kayaknya sih nggak! Doi kayaknya bayar tuh cewek buat menepis gosip kalo doi itu gay!"
"Cari sensasi doang itu si Augfar, biar makin tenar!"
"Padahal nih, ya? Gue rela kasih badan gue cuma-cuma kalo doi nggak sedingin kutub es! Sumpah! Dia segitunya banget buat tutupi jati diri doi yang gay itu dengan cara sok cool!"
"Bener banget! Gue denger anak dubes yang juga model terkenal di Italia, pernah ngedeketin doi, tapi doi sama sekali enggak merespon apapun. Padahal model itu cantik banget, belom lagi artis-artis dan pengusaha-pengusaha kaya raya yang sering banget ngejodohi anak-anak mereka dan doi lagi-lagi nggak merespon apapun,"
"Keliatan banget ya gay-nya? Doi akrab banget sama para pria tampan sekelas Jammie Vinsent, Josh Nicolas sama Alexander! Gue curiga, satu diantara pria itu pasti pacaran dengan Doi!"
Clarista yang mendengar spekulasi kedua wanita tadi, mengepalkan tangannya kesal. Kedua wanita itu sok tau tentang kehidupan Augfar. Dan sempat membicarakan Clarista juga sebagai wanita yang dibayar untuk menemani Augfar datang ke pesta ini, itu suatu kebohongan.
Clarista berjalan menghampiri kedua wanita yang sedang sibuk memoles makeup ke wajah masing-masing.
"Maaf ya, Mbak. Gue cuma kasih tau. Kalo kalian nggak tau kebenaran suatu cerita, please jangan bikin spekulasi sendiri," ucap Clarista dan kedua wanita tadi sontak memandang wajah Cla dengan penuh kebingungan.
"Augfar Andrean sama sekali nggak bayar gue buat temani dia datang kesini untuk menepis gosip dia gay. Dia kekasih gue dan dia normal!" tegas Clarista hingga kedua wanita tadi hanya diam dan mencerna ucapannya barusan.
"Dimana-mana kalo orang udah dibayar emang begitu ucapannya, selalu membantah fakta yang ada," ucap salah satu wanita tadi pada Clarista.
"Lo bisa gue tuntut karena sudah fitnah gue dan juga Augfar!" ucap Clarista sinis.
Kedua wanita tadi terdiam dan segera bergegas meninggalkan Clarista yang masih memandang mereka berdua dengan tatapan emosi. Entah mengapa, ada perasaan tidak terima pada diri Clarista ketika Augfar dibicarakan secara langsung di depannya dengan kata-kata yang belum tentu kebenarannya.
Clarista menatap pantulan wajahnya di cermin dan menghembuskan napas berat. Ia menormalkan kembali emosinya, karena tidak ingin Augfar melihat dirinya dengan wajah kesal. Cukup tadi ia melihat Pria itu memasang wajah emosi ketika para awak media membuat headline negatif tentangnya.
๐๐๐
"Kita lewat lobi bawah aja. Aku nggak mau kita dicecar wartawan di depan itu," ucap Grenda yang mulai panik ketika mobil Alex memasuki area parkir hotel mulia tempat berlangsungnya acara pertunangan Jammie dan Tania.
"Come on, Darl. Kenapa kita harus kucing-kucingan! Aku suka bikin sensasi, dengan begitu kita akan makin terkenal," ucap Alex santai.
"Kamu udah gila? Kamu itu model internasional. Skandal begini bakal merusak reputasi kamu, Lex!" jelas Grenda.
"Hei! Apa relationship itu skandal besar yang harus ditutupi?" jawab Alex.
"Kita harus jawab apa ketika ditanya para media? Kita nggak pacaran, Lex! Kita hanya partner ranjang, partner sex! Apa kamu mau ngejelasin itu semua ke mereka? Iya?" beber Grenda dengan nada sedikit kecewa.
"Aku nggak pernah anggap kita Cuma sekedar partner sex! Aku selalu anggap kita ini punya relationship, Gre!" jelas Alex.
"Persetan dengan semua ucapan Kamu. Kita cuma partner saling memuaskan nafsu di ranjang dan kamu sendiri yang bilang seperti itu dari awal. Jadi daripada para media itu berspekulasi miring, lebih baik kita hindari saja. Antar aku ke lobi bawah lebih dulu," ucap Grenda.
Alex menatap wajah wanita di sebelahnya dengan pandangan tidak percaya atas apa yang baru saja keluar dari bibir merahnya. Alex dengan segala keras kepalanya, menghiraukan ucapan yang dilontarkan Grenda, ia tetap mengemudi lewat lobi depan yang dipenuhi dengan wartawan.
Grenda melotot tak percaya atas tindakan bodoh prianya. Ia benar-benar kesal saat ini. Ini merupakan hari terburuk untuknya dan model itu berjanji tidak akan memaafkan dengan mudah seorang Alexander.
Segerombolan awak media menanti mereka berdua turun dari mobil Ferarri merah yang dikendarai oleh Alexander. Model tampan dan hot yang memiliki ratusan ribu fans internasional dan lokal.
Begitu mereka berdua turun dari mobil, wartawan tak henti memberondong ratusan pertanyaan seketika dan kilatan lampu blitz membuat sang model pusing seketika.
Grenda yang hanya diam menahan kekesalannya atas tindakan diluar nalar seorang Alexander. Ia tidak akan menjawab apapun yang ditanyakan oleh wartawan pada mereka, ia serahkan semuanya pada Alex.
"Apa Anda dan nona Grenda pacaran?"
"Sudah berapa lama kalian pacaran?"
"Apakah ini hanya kebetulan bisa datang kemari berdua?"
"Nona Grenda, apakah Alexander ini pacar Anda?"
Dan bla bla bla...
Alex menanggapi semuanya dengan sabar dan tenang. Senyumannya membuat kadar ketampanan itu naik berkali lipat.
"Grenda dan saya memiliki relationship sudah cukup lama. Saya tidak suka untuk mempublikasikan tentang relationship saya. Tidak ada maksud apapun dengan menyembunyikan hal itu. Untuk sekarang? Saya hanya ingin publik tau kalo kami sedang memiliki relationship. Kami akan mengadakan press conference nanti. Permisi, biarkan kami masuk kedalam dulu. Akan kami jelaskan semua di press conference nanti. Permisi!"
Alex menggandeng lengan Grenda, memasuki ballroom hotel dikawal puluhan bodyguard.
"See? Semuanya lancar, kan? Nggak perlu kucing-kucingan lagi," kata Alex santai dan Grenda hanya melirik dengan wajah ditekuk kesal.
Grenda berjalan mendahului Alex menuju pasangan yang tengah berbahagia. Jammie menatap Grenda dan sosok dibelakangnya dengan raut wajah sedikit cemas.
"Kalian? Kalian datang berdua?!" tanya Jammie tothe point pada Grenda dan juga Alex.
"Congratulations Tania untuk pertunangan kalian berdua. Semoga lancar sampai ke pernikahan dan semoga Jammie bener-bener tobat jadi playboy!" ucap Grenda mengabaikan pertanyaan Jammie, namun langsung memberi ucapan selamat dan pelukan padaTania.
"Thankyou so much. Kalo dia berani main ke lubang lainnya, bakal aku potong habis miliknya. Kamu tenang aja, Gre!" ucap Tania dengan nada becanda.
"Oh my Godness! Gue udah tobat, Gre. By the way. Kalian kesini berdua? Media?" tanya Jammie penasaran.
"Silakan tanya dengan sahabat tolol lo itu! Gue pamit dulu, sekali lagi selamat untuk kalian berdua," ucap Grenda meninggalkan Jammie dan Tania serta Alex yang memandang wanitanya dengan senyum simpul.
"Hei! Kenapa kalian berdua? Lo beneran bareng Grenda kesini?" tanya Jammie lagi.
"Iya. Gue kesini bareng dia," jawab Alex santai sambil mengawasi kemana wanitanya pergi.
"Wartawan? Gimana dengan wartawan?" tanya Jammie lagi.
"Lo nggak beda jauh sama media diluar sana. Banyak tanya! Gue udah bilang ke media kalo gue punya hubungan khusus dengan Grenda, as you know! Grenda ngambek, karena gue maksa dia jalan bareng gue masuk kesini tadi. Dia khawatir awak media bakal nguntit kami berdua terus," jelas Alex.
"Whoaaa... Kayaknya pesta pertunangan gue ini bukan gue yang jadi pusatnya. Sialan! Awak media pasti bahagia banget hari ini. Mereka nggak cuma meliput pertunangan model kelas kakap macam tunangan gue, tapi mereka juga tangkap mangsa lain. Contohnya Lo dan Augfar! Gila, bonus banget!" ucap Jammie pada Alex.
"Augfar? Augfar udah datang? Sendiri?" tanya Alex.
"Menurut lo? Augfar datang kesini berdua Clarista. Mereka bener-bener jadi hot topik malem ini," dengkus Jammie.
"Augfar memang nggak pernah bisa ditebak! Gue bener-bener takjub sama perubahan sikapnya kalo sudah di dekat Clarista," ungkap Alex.
"Clarista sudah bikin dunia es Augfar sedikit mencair. Sama kayak Tania udah bikin hidup gue berubah," ucap Jammie berbisik.
"Lagak lo berubah! Tiga hari sebelum hari ini? Lo masih make out bareng perek-perek lo itu, Anjir! Lo bilang berubah?!" cemooh Alex pada Jammie yang ditanggapi dengan pukulan pelan dan kekehannya.
"Tolong jaga mulut lo atau nggak gue penggal kepala lo, Brengsek!" umpat Jammie dan keduanya pun terkekeh atas tindakan konyol mereka berdua.
๐๐๐
Clarista bergegas keluar meninggalkan Toilet untuk menemui pria tampannya. Ia berjalan sendiri, namun matanya menatap tajam para wanita dan ibu-ibu tua yang berdiri menebar senyum mesum ke arah prianya.
Augfar hanya menatap malas para wanita-wanita di sekelilingnya. Kebanyakan dari mereka hanya basa basi mencari perhatian dari Augfar, dengan modal baju kurang bahan dan belahan dada rendah yang menonjolkan semua lekuk tubuh mereka.
Clarista mengamati dari kejauhan gestur apa yang diberikan Augfar pada wanita-wanita itu. Augfar terlihat sangat tidak nyaman berada ditengah-tengah wanita bertatapan mesum. Baru saja Clarista ingin melangkahkan kakinya, namun ada wanita cantik yang mencegahnya pergi dari tempatnya berdiri.
"Hai, maaf. Kamu, Clarista?" tanya wanita cantik itu setelah menepuk pelan punggungnya.
Clarista menoleh dan memandang penampilan wanita itu. Tinggi semampai, berwajah oriental, rambut panjang dan kulit putih bersih. Namun sangat tidak familiar dimatanya.
"Oh, iya. Saya, Clarista. Tapi maaf, kamu kenal saya?" tanya Clarista hati-hati.
Wanita itu tersenyum manis pada Clarista. Tentu saja ia membalas dengan hal yang sama.
"Kenalin aku Fransiska. Kita baru aja kenalan. Aku tau nama kamu dari Tania. Dia bilang kamu yang bikin gaunnya malam ini. Gaun itu bagus banget. Aku suka sekali," jelas wanita yang bernama Fransiska.
Clarista tersenyum mengangguk, "Terima kasih kamu sudah menyukai hasil karyaku."
"Mungkin lain kali aku bisa minta bantuan kamu buat ngedesain, sekaligus bikin gaun buat aku dan anakku," ucap Fransiska.
"Kamu? Kamu sudah punya anak? Wah, aku kira kamu masih gadis lajang. Apa kamu model?" tanya Clarista antusias.
Fransiska menggeleng dan terkekeh, "Aku bukan model, Cla. Aku cuma Istri dan Ibu rumah tangga. Aku sudah punya seorang putri cantik berusia lima tahun."
"Wah, kamu benar-benar luar biasa. Lain kali bisa kamu ajak main anak kamu ke butikku," Cla memberikan tawaran pada Fransiska.
"Baiklah, aku akan main ke butik kamu kapan-kapan," jawab Fransiska.
"Kamu kesini sendiri?" tanya Fransiska ragu.
Clarista tersenyum sekaligus menggeleng. Raut wajahnya mungkin sudah merah merona saat ini,"Aku bersama kekasihku, dia disana."
"Augfar?" tanya Fransiska lagi.
Clarista menganggukkan kepalanya dengan cepat dan tampak Fransiska tersenyum jauh lebih lebar dari awal pertemuan mereka tadi.
"Kamu beruntung ngedapetin Kak Augfar, semoga kalian selalu bahagia. Aku permisi dulu. Sampai ketemu next time ya, Cla?" ucap Fransiska.
Clarista mengangguk. Ia sedikit merasa heran atas ucapan terakhir yang diucapkan Fransiska. Kak Augfar? Mungkin dia lebih muda dari Augfar lantas menghormati Augfar dengan menyebutnya dengan sebutan Kakak.
Entahlah! Clarista mengenyahkan pikirannya dan berjalan menuju Augfar, yang wajah tampannya terlihat sangat kaku tanpa senyum di bibir.
Clarista meminta diberi jalan agar bisa lebih dekat dengan Augfar. Ia menepuk pundak wanita yang kini tengah memeluk erat lengan Augfar dengan memasang wajah semanis mungkin untuk merayu prianya. Wanita itu menoleh dan diikuti oleh Augfar. Tanpa basa-basi pria itu menghempaskan tangan wanita yang dikenalnya sebagai anak dari salah satu kolega perusahaannya, ketika melihat Clarista kembali mendekat padanya.
Augfar tanpa canggung melingkarkan lengannya di pinggang Clarista dan mereka berdua di hadiahi tatapan kesal dan membunuh dari para wanita perayu Augfar tadi.
"She is mine!" ucap Augfar singkat yang mampu membuat Clarista tersenyum kecil.
Sontak para wanita itu bergegas membubarkan diri dan pergi meninggalkan Augfar dan Clarista dengan penuh kekesalan.
Augfar memberikan tatapan tajamnya pada Clarista dan sang desainer menaikkan sebelah alisnya, tanda bingung akan perubahan raut wajah Augfar.
"Kamu dari mana aja? Apa toilet jauh lebih menarik dibanding aku?" cecar Augfar padanya.
"Ck!" Cla berdecak kesal atas sisi kekanakan milik Augfar yang muncul lagi.
"Bukannya kamu seneng aku tinggalin lama-lama? Jadi bisa dipeluk-peluk oleh wanita-wanita tadi itu!" balas Clarista dengan nada kesal.
"Kamu cemburu?" Clarista langsung menoleh menatap Augfar dengan tatapan sinis.
"Kamu kepedean! Aku bahkan nggak peduli kamu mau deket sama siapapun!" ucap Clarista acuh tak acuh.
Augfar membalikkan wajah serta tubuh Clarista menghadap kearahnya. Padangan mereka terkunci satu sama lain. Augfar menatap intens setiap detail wajah milik wanita yang kini berada didepannya. Sedangkan Clarista, perlahan menundukkan pandangannya. Augfar lantas mengangkat dagu Cla, agar menatapnya balik.
"Apa lantai lebih menarik di banding wajahku?" bisik Augfar tanpa mengalihkan tatapannya.
Clarista menggeleng pelan. Mendadak bibir Clarista kelu dan detak jantungnya berdetak secara abnormal. Augfar begitu mempengaruhinya. Tidak pernah berubah. Dari saat ia sekolah SMA dan sampai detik ini, ternyata perasaannya tetap sama.
"Tadi kamu kemana?" tanya Augfar memecahkan lamunan gadisnya.
Clarista hanya diam dan Augfar mengecup bibirnya secara tiba-tiba. Hal itu membuat Clarista shock setengah mati.
"Kamu tadi kemana aja?" Augfar mengulang pertanyaannya.
Dan Clarista kembali diam dan tenggorokannya tidak dapat berucap, akibat grogi berhadapan intens seperti ini dengan Augfar.
Satu ciuman disertai lumatan mendarat dibibir Clarista. Sang desainer itu melotot kaget, atas tindakan Augfar yang menciumnya di muka umum. Ia berusaha meronta untuk lepas dari kungkungan lengan kokoh milik Augfar, namun selalu gagal.
"Aku bakal cium kamu terus, kalo kamu nggak menjawab pertanyaan aku! Itu hukuman untukmu. Menyenangkan, bukan?" goda Augfar yang dihadiahi pelototan dari Clarista.
"Aku tanya lagi, tadi kamu kemana aja? Kenapa lama banget balik ke aku? Kamu nggak tau kalo aku kangen kamu?" ucap Augfar dengan nada manja yang dibuat-buat.
"Demi, Tuhan! Kamu kenapa mendadak lebay begini? Aku tadi ke toilet dan waktu aku mau balik kesini, ada perempuan yang mengajak aku ngobrol. Makanya aku agak lama," jelas Clarista sedikit membuang kejadian di dalam toilet tadi.
Augfar kembali mencium serta melumat bibir merah Clarista, dan sang desainer memprotes atas tindakan Augfar tersebut.
"Katanya kamu cium aku kalo nggak jawab pertanyaan. Kenapa kamu cium aku lagi? Aku udah jawab pertanyaan kamu, kan?!" protes Clarista yang membuat Augfar tersenyum lebar
Wajah Clarista ditekuk kesal saat melihat ekspresi bahagia Augfar. Pria itu mengelus kedua pipi wanitanya dan mengelus bibirnya juga dengan lembut.
"Bibir kamu udah bikin aku ketagihan dan ini?" sahut Augfar mengelus-elus bibir Clarista, "Udah jadi milik aku. Jadi kapanpun aku mau? Aku bakal cium kamu," jelas Augfar yang membuat Clarista mendengus kesal.
"Dasar mesum. Terserah kamu!" kesal Clarista
"Tadi kamu bilang, ada yang ajak kamu ngobrol. Perempuan? Emang dia siapa?" Augfar mengembalikan ke topik bahasan mereka tadi.
Clarista menggeleng pelan, "Aku juga nggak kenal sama dia, tapi dia tau aku karena dia dikasih tau Tania kalo aku desainer yang buat gaunnya malem ini."
"Kamu nggak tanya namanya siapa?"
"Dia bilang namanya Fransiska. Dia cantik, sudah menikah dan punya baby," jelas Clarista.
"Fransiska? Cantik? Menikah? Baby?" Ulang Augfar meyakinkan ucapan Clarista tadi.
Clarista mengangguk antusias, sedangkan Augfar mendadak memasang wajah dinginnya lagi.
"Kamu kenapa? Kamu kenal sama Fransiska?" tanya Clarista ragu.
"Lupain aja. Aku nggak tau! Kamu mau pulang jam berapa?" Augfar mengalihkan pembicaraannya dan Clarista hanya menurutinya.
"Terserah kamu, aku ikut aja," ucap Clarista final.
Augfar mengangguk pelan, di tangannya kini sudah ada segelas wine dan Augfar mengedarkan pandangannya kesekitar, sedangkan Clarista asyik dengan ponselnya sendiri.
โค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธ
Siapa Fransiska???