Jelmaan Pangeran Rubah Putih
Hunian minimalis dengan berbagai perabotan rumah berwarna putih, pintu rumah terbuat dari pohon jati dengan ukiran naga.
Tangan mungil terulur membuka pintu tersebut, kesederhanaan di luar namun kemewahan di dalam.
"Wang Zi, sekarang ini akan menjadi tempat tinggalmu." Yue Guang melangkahkan kaki memasuki rumah tersebut.
Baihu Wang Zi memperhatikan tempat tersebut dengan mata merahnya, ia merasa tidak asing dengan tempat tersebut, seakan pernah tinggal di rumah itu dengan waktu cukup lama.
"Yue."
Seorang pria berpakaian hitam berjalan menghampiri Yue Guang, pandangan mata beralih pada sosok mungil di dalam gendongan gadis itu.
"Ayah."
Yue memutar tubuhnya dan berjalan mendekati sang Ayah.
"Siluman dari mana ini?" Tanya Sang Ayah (Hei An Zhi Wang)
Yue Guang mengangkat Baihu Wang Zi di depan wajah sang Ayah."Ayah, ini hanya rubah kecil, bukan siluman. Ayah jangan bicara seperti itu."
Hei An Zhi Wang menatap Baihu Wang Zi penuh selidik, perlahan ia mengangkat tangan lalu meletakkan di atas kepala sang Rubah.
Pria itu memejamkan mata, berkonsentrasi menganalisa aura siluman dari rubah putih tersebut.
Tak lama kemudian Hei An Zhi Wang membuka mata sambil menarik kembali telapak tangan dari kepala Rubah.
"Bagaimana, Ayah?" Tanya Yue penasaran.
Hei An tersenyum lembut."Benar, dia bukan siluman tapi hanya binatang biasa. Kau bisa memeliharanya."
Yue tersenyum bahagia, ia pun kembali memeluk rubah mungil itu lalu membawanya masuk ke dalam kamar.
Bruk…
Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, membiarkan rubah di atas tubuhnya.
"Wang Zi, aku senang sekali bertemu denganmu. Aku akan menjagamu dan membesarkanmu hingga kau tumbuh dewasa."
Ia memiringkan tubuh dan menaruh rubah putih tersebut di atas tempat tidurnya sampingnya."Kita tidur bersama mulai sekarang."
Yue menarik rubah tersebut ke dalam pelukannya kemudian memejamkan matanya.
Sosok rubah putih perlahan menjelma menjadi seorang pria tampan rupawan dengan surai silver panjang, tanda bintang di dahi serta baju berbulu indah.
Tatapan merah menyala memindai sosok gadis yang tidur sambil memeluknya, tidak ada niat untuk menyentuh atau membangunkan sang gadis, hanya menatap paras cantik itu dalam.
Iris merah bergulir pada luka di lengan gadis itu, Baihu Wang Zi mengeluarkan 9 ekor miliknya lalu meletakkan satu ekor di atas luka tersebut, cahaya hijau kebiruan muncul dari ekor tersebut menyembuhkan luka sang gadis.
Malam semakin larut sosok gadis cantik perlahan membuka matanya, samar-samar ia melihat bulu putih memeluk tubuh mungilnya, hangat dan terasa nyaman namun perlahan saat penglihatan semakin jelas, bulu hangat tersebut rupanya 9 ekor rubah dan dirinya bahkan tidur di atas bulu-bulu tersebut.
Mata membulat sempurna ketika menyadari tubuhnya berada di atas ekor rubah.
"Kau!"
Ia syok dan panik, pandangan mata melihat kanan dan kiri mencari cara terlepas dari pelukan hangat ekor rumah tersebut.
Baihu Wang Zi mengalihkan perhatian pada Guang Yue, memandang malas pada sosok gadis cantik tersebut.
"Apakah kau harus menunjukkan wajah menjengkelkan seperti itu?"
Ha?
Yue Guang reflek menyentuh wajahnya dengan kedua tangan, ia mengeraskan rahang saat lamunanya kembali ke alam nyata.
Gadis cantik itu menatap Baihu Wang Zi kesal."Siapa kau?!"
"Oh."
Baihu Wang Zi mengalihkan perhatian ke arah lain.
"Rupanya ingatanmu sangat lemah."