"Damar aku level 5". Teriak Aruna.
"Dua aja". Balas Damar berdiri mengantri pesanan hot mie favorit Aruna.
"Enggak aku 5".
"Tiga".
"Lima".
"Terserah aku pesannya 3".
"Ya sudah aku pesan sendiri". Aruna berdiri di samping Damar.
"Kenapa kau keras kepala sekali hari ini". Damar mengacak rambut Aruna. Spontan gadis itu menyingkirkan tangan Damar.
"Huuuh.. andai kau tahu betapa mengerikannya hidup ku hari ini". Aruna menerawang potongan kejadian yang menggugah amarah. Dia perlu menghapus sentuhan bibir Hendra dengan rasa terbakar dari hot mie level 5. Sebuah tindakan yang sedikit konyol. Perlu dicoba, supaya peristiwa itu lenyap dari ingatannya.
"Aku juga berat". Ucap Damar lirih. Dia masih ingat betul sang CEO mengambil Aruna ketika dirinya tidak berdaya.
"Makanya aku butuh level 5, kalau perlu dua mangkok sekaligus".
"Jangan gila neng, ingat perutmu!".