Hendra menyunggingkan senyuman.
Mendekati istrinya sembari meletakkan kedua telapak tangan di antara tubuh sang istri, lelaki yang lengan hemnya naik sekian inci mendekati di dekat siku menjatuhkan ciuman tepat di pelipis sang perempuan.
Sebelum sentuhan bibirnya berakhir pada permukaan jeli lembut kesukaannya dan menyesap dalam-dalam. Matanya tampak terpejam sesaat, lalu terbuka perlahan-lahan. Menatap dan menangkap netra coklat sembari mengelusi kokainnya. Dia menyuguhkan senyuman, dan sebuah lesung pipi terlihat sempurna saat ini.
"Sayangnya aku harus mandi," ekspresi kecewa yang di buat-buat tertangkap mata, "sendirian pula," ia mendesah, sebelum berjalan meninggalkan tubuh perempuan di atas ranjang tidur.
"apa tidak sayang sepatunya?" Mami Gayatri masuk selepas mengetuk ringan, menjadikan Mahendra tak lagi menuju toilet.