"Klontang!" Garpu yang ujungnya menancap gulungan spageti berukuran besar jatuh terkulai membentur lantai. Tiga pasang mata langsung menatap nanar makanan yang terjatuh tersebut, lalu berpindah pada wajah perempuan yang membatu pucat.
Mahendra menyibak rambutnya, merasa bodoh sendiri. Mendesis lirih sebelum menenggak minuman dan spontan menggerakkan tangannya sembari bangkit, meminta Surya mengikutinya keluar ruangan.
Selepas beberapa detik dua orang laki-laki tak terlihat lagi, Dhea bangkit mengguncang perempuan yang masih diam terpaku, "Kau tak apa? Aruna?" suaranya dipenuhi kekhawatiran.
"Aku baik-baik saja," Ada anggukan lemah, "tenang lah, ini bukan yang pertama," perempuan mungil bernetra coklat tersebut bangkit dari duduknya, menarik mini bag dan mengalungkannya pada bahu. Sebelum beranjak, dia sempat mengelus ringan lengan sahabatnya, menatap sekilas lalu berkata, "Kita bertemu lagi nanti, aku akan main ke rumahmu," ada senyum tipis yang dipaksakan.