"Kamu lolos tahap 1, sebagai ajudan," suara Susi mengejutkan, "Pemberani, modal awal yang cukup bagus," lengkap ajudan senior Djoyodiningrat.
"Benarkah??" Suara bersemangat dilontarkan oleh Kiki.
"Ya! Aku suka semangatmu," jelas Susi, menganggukkan kepala.
Kiki terlihat mengepalkan tangannya, kemudian diangkat di depan dadanya. Sesaat kemudian gerakan tersebut berubah, menyatukan kedua belah tangannya -membentuk tanda syukur-, sebelum menoleh ke sisi kiri kemudian menawarkan senyuman berbangga pada Vian yang duduk di dekatnya.
Dan secara mengejutkan, tiba-tiba saja gadis itu memeluk Vian, "Yeess!!! aku lolos!" ia memeluk sekejap tubuh lelaki bermata sendu tersebut -tanda bahagia-, lalu melepasnya begitu saja, detik berikutnya. Kiki tidak menyadari, wajah lelaki dengan dada sedikit terbuka itu sempat memerah. Ia (Vian) tertegun dalam kebekuan.