"Iya... bukan pewaris lemah seperti ku. Kau gunakan putra ku untuk membalas kesalahan mu dalam mendidik ku". Gayatri kini menatap papinya. Tapi bukan tatapan yang diharapkan lebih kepada tatapan kemarahan.
"Papi tidak pernah berpikir sejauh itu. Kamu putri terbaik papi dan tidak ada yang salah dari mu".
"Bahkan dari kata kata mu sangat jelas terbaca bahwa kamu masih menganggap ku gadis kecil yang tidak diizinkan belajar sepeda karena takut terjatuh. Dan sekarang kau sendiri yang menjatuhkan ku dan kau pun merampas putra ku".
"Gayatri! Aku tidak pernah punya niat seburuk itu".
"Tapi perilaku mu seperti bukan manusia. Kau jadikan putraku seperti robot hidup. Kau bukan manusia Wiryo!".
"Cukup! lihatlah hasilnya sekarang, sehebat apa dia".
"Dia hebat di luar tapi rapuh di dalam, dia bahkan tidak tahu cara mencintai orang lain dengan benar!".