"Kasiani lah laki laki malang ini hiks hiks". Masih memasang mimik wajah melas.
"hahaha..". Aruna dibuat tertawa cekikikan melihat kelakukan aneh Mahendra. Dia sedang memohon untuk mendapatkan ciuman bibir kesukaannya. Yang pernah dinyatakan sebagai tujuan jangka pendek, sedang bahkan jangka panjang hidupnya.
"Boleh ya.. sekali aja.. Please". Dia sedang buncin sampai ubun ubun.
"Janji nggak akan bringas".
"Iya janji.. pakai ala Aruna kan".
"He eh..". Sang gadis mengangguk angguk dan pria ini merayap mendekati letak bibir menggoda paling mutakhir.
"Bentar!". Aruna memegangi dadanya, menahan kehendak pria yang sudah menyentuhkan dahinya ke dahi Aruna.
"Syarat ke dua ingat waktu! okey".
"IYAA… tapi jangan pakai alarm, aku bisa stress di buatnya". Keluh mata biru sembari menyuguhkan tatapan lekat.