"Dimas, kamu mau kan membuat kenangan indah malam ini bersama ku?"
Dimas tertegun mendengar permintaan Laura. ia tidak pernah menduga jika wanita yang selama ini menjadi musuhnya mengajaknya untuk membuat kenangan indah bersama. Tanpa perlu memaksakan senyumannya, Dimas tersenyum tanda jika ia akan memenuhi permintaan Laura.
Sekarang Dimas menjadi dua kali lebih bersemangat setelah sebelumnya ia merasa ikut bersedih saat mendengar cerita Laura. Jika dibandingkan dengan kehidupan di keluarganya yang selalu Dimas anggap sebagai sebuah penderitaan karena ia selalu merasa menjadi bayang-bayang kakaknya yang telah meninggal dunia maka Laura mengalamin dua kali lebih banyak rasa sakit karena keluarganya tidak pernah menganggapnya bagian dari keluarganya.
