"Kalau begitu bujuklah aku... Mungkin aku akan berubah pikiran setelah ini..."
Laura sudah memberikan kuncinya, ia hanya perlu membukanya. Dimas kemudian tersenyum dengan lembut. Ia membelai wajah Laura dan mengecup keningnya.
"Jika kamu tidak menginginkannya maka katakanlah, aku tidak akan memaksamu..."
Laura tersenyum mendengar ucapan Dimas yang mendadak bijaksana, "Padahal tadi kamu mencium ku seenaknya..." Sindir Laura membuat Dimas hanya bisa menunduk malu.
"Soalnya aku tidak mau mendengar kamu menyatakan perasaan mu pada pria lain selain aku ..."
"Memangnya kapan aku bilang kalau aku mencintaimu?"
"Kamu tidak mengatakannya, tapi kamu menunjukkannya..."
Laura sekali lagi tersenyum, wajah Dimas yang sangat dekat dengannya membuatnya dapat dengan jelas melihat kedua bola mata Dimas yang terlihat jernih dan teduh.
"Bukannya tindakan ku selalu membuat mu marah?"