"Baiklah, kalau begitu ajak dia saat Dimas dan Laura menikah nanti..." Tukas Dita sebelum akhirnya pergi menuju meja yang telah mereka pesan bersama dengan Pratama.
Kini Felix hanya bisa terduduk lemas, sementara Laura menatapnya tajam dari balik buku menu.
"Maafkan aku, Laura... Semua di luar kendali ku." Ucap Felix memelas.
"Awas saja kalau aku sampai ketahuan." Ancam Laura pelan.
"Duduk di meja nomor berapa mereka?" Tanya Laura lagi, ia tidak berani menoleh kebelakang karena itu sama dengan bunuh diri.
"Mereka ada di meja nomor delapan." Jawab Felix yang juga ikut berbisik.
"Delapan?" Laura merasa ada yang janggal dengan nomor yang biasa dianggap sebagai nomor keberuntungan itu dan saat ia mengecek kembali nomor meja mereka barulah ia sadar jika sinyal buruk yang di kirimkan ke otaknya itu karena meja yang ia tempati dan Felix adalah nomor tujuh.
Meskipun jarak diantara satu meja dengan satu meja lainnya cukup jauh tapi tetap saja itu sangat beresiko.