Laura tidak melepaskan pandangannya dari Dimas yang saat ini menguasai dapur. Ia bahkan mengusir para pelayan dan mengatakan jika ia yang akan memasak untuk mereka berdua.
Bukan ingin berburuk sangka tapi Dimas selalu memiliki "kekejaman" dibalik "kebaikan hatinya" jadi itu membuat Laura terus saja merasa waspada.
"Peluk aja jangan cuma di liatin..." Ucap Dimas tanpa menoleh sedikitpun seolah ia tahu jika Laura sejak tadi memang terus memperhatikannya.
"Apanya yang di peluk? Kulkas?" Jawab Laura dengan ketus, setidaknya suasana dapur membuatnya lebih nyaman daripada suasana kamar yang mengerikan itu. Bisa-bisanya ada perasaan jika ia dan Dimas sudah menjadi suami istri dan mengerikannya lagi menjadi pasangan yang harmonis.
"Coba aja peluk kulkas kalau berani, paling abis itu kulkasnya aku buang."
Jawaban apa itu? Laura semakin tidak mengerti mengapa udara disini seolah telah membuat Dimas menjadi orang lain. Kemana semua kebenciannya pergi?
