Dimas terbangun dari tidurnya saat punggungnya terasa pegal, ia kemudian meregangkan tubuhnya dan melihat ke arah jam dinding yang masih menunjukkan jam dua pagi.
Dilihatnya Laura masih terlelap dan tangan mereka masih berpegangan, senyuman di bibir Dimas kembali terukir. Ia lalu beranjak bangun setelah melepaskan tangan Laura dengan hati-hati dan membelai rambutnya sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk mengisi baterai ponselnya yang habis.
Seharian ini ia sibuk dengan Laura hingga melupakan pekerjaannya, ia yakin Rini akan kesulitan menyusun jadwal rapatnya tapi mau bagaimana lagi karena ia tidak bisa meninggalkan Laura sekarang.
Setelah menyalakan kembali ponselnya yang sebelumnya mati, ia melihat banyak panggilan telepon dari Wendy. Dimas hanya bisa menghela nafas berat, ia bahkan sampai melupakan masalahnya dengan Wendy.