>>> Laura POV <<<
"Dimas ..."
Suara ku tertahan di ujung lidah ku. Aku tidak dapat mengatur deru nafasku karena sekujur tubuh ku memanas.
Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ketegangan ku mencekik ku.
Aku takut pada akhirnya aku hanya akan terluka lagi seperti sebelumnya.
"Laura sayang ..." Dimas memanggil nama ku dengan sangat lembut, aku menatap matanya yang terlihat membawa kedamaian.
Sorot matanya seolah mengatakan padaku kalau aku tidak boleh merisaukan apapun.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan berusaha untuk tersenyum lalu Dimas kembali merangkak naik.
Dia mengecup keningku dengan lembut dan cukup lama barulah ciumannya beralih ke kedua kelopak mataku yang secara refleks langsung terpejam saat ia mendekat dan tidak sampai di situ saja karena Dimas menyapukan bibirnya kepermukaan pipi ku dengan sangat lembut.
Aku melihat ia tersenyum saat mengangkat wajahnya. "Aku sungguh tidak apa bila kamu memang belum siap."
