"Maafkan aku, Dimas... Aku tidak bisa melakukannya!" Ucap Laura yang menangis semakin kencang hingga suara Isak tangisan terdengar memecah keheningan malam.
Suara deburan ombak yang terus terdengar seolah berbalas dengan suara tangisan Laura.
Dimas mungkin tidak mengatakan apapun untuk menyemangati Laura tapi ia menepuk-nepuk bahu Laura agar setidaknya Laura tidak merasa sendirian.
Cukup lama Laura menangis hingga uap panas yang mengepul dari ikan bakar mereka menghilang.
"Ikannya jadi dingin karena aku terlalu lama menangis, maafkan aku..." Ucap Laura menyesal tapi Dimas malah merangkulnya dan menyadarkan kepala Laura di bahunya.
"Aku tidak masalah makan makanan apapun asalkan dengan mu, asalkan kamu merasa lebih baik karena makanan apapun akan terasa lezat bagi ku jika itu ku habiskan bersama mu..."
Sekali lagi ucapan Dimas menghangatkan hati Laura.