Teana datang dengan sebuah tray dorong, lalu menaruh seteko air dingin dengan empat gelas di sisinya dan beberapa toples camilan di meja. Dia juga membawa sekantong besar makanan kucing dan mangkuk tempat makanan mereka. Aku membantunya memindahkan makanan kucing ke mangkuk dan kucing-kucing itu makan lahap sekali.
"Sukurin dihukum Kakek. Macem-macem sama perempuan sih. Lain kali pukul aja kalau dia begitu lagi." ujar Teana sambil menatapku.
Aku tersenyum sambil menatap Astro yang terengah menuju kemari. Dia duduk di lantai di sebelahku sambil melepas sepatu dan kaos kaki. Aku berharap dia akan mengingat hukuman ini jika dia bertingkah lagi. Aku menoleh pada Kakek dan tersenyum, "Makasih ya, Kek."
Astro menatapku tak percaya. Aku hanya tersenyum manis padanya, lalu menuang air ke gelas dan menyodorkannya padanya. Astro menghabiskannya dan menghela napas untuk menenangkan diri.