Chapter 82 - Mansion

Harus kuakui udara di sini nyaman dan menyenangkan, dengan angin semilir yang berembus beberapa saat sekali. Namun aku bisa membayangkan bagaimana deretan pohon karet di sekelilingku ini akan terlihat menyeramkan saat malam tiba.

Astro mengajakku menyusuri deretan pohon karet sejauh empat ratus meter dari kandang ayam hingga terlihat sebuah rumah besar bergaya kolonial yang bersisian dengan sebuah sungai yang cukup besar. Atau mungkin rumah besar itu adalah sebuah mansion.

Aku menoleh pada Astro dan baru menyadari bahwa rumah sederhana di depan sana hanyalah kamuflase, "Kakek nyentrik ya?"

"Nurun ke aku dalam beberapa hal." ujarnya sambil memberiku senyum menggodanya yang biasa.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS