Entah sudah berapa kecupan mendarat di tubuhku. Astro masih saja mengecupku yang kesekian kali. Kali ini di bahu hingga membuatku mendorong wajahnya menjauh walau sulit karena dia sedang memelukku dari belakang. Jika dia terus bersikap seperti ini aku bisa saja gagal menahan diri.
"Tidur di kamar sebelah sana."
Astro menggumam dengan bibir masih menempel di bahuku. Kami sedang berbaring di tempat tidur karena harus segera beristirahat. Alih-alih meletakkan kepalaku di lengannya seperti biasa, dia justru memeluk pinggangku dari belakang dengan kepala sejajar dengan kepalaku.
"Aku ga bisa tidur kalau kamu begini."
Astro memeluk lebih erat hingga menekan perutku, "Aku kangen."
"Jangan kenceng-kenceng." ujarku sambil mencoba melonggarkan pelukannya dari perutku karena khawatir janinku merasa sakit, tapi pelukannya erat sekali hingga aku mencubitnya kencang agar dia melepasku.