"Aku tunggu kamu siap punya anak dan ga akan pernah ceraiin kamu." ujar Astro pada akhirnya setelah kami bertatapan lama sekali. Bahkan air mataku sudah tak lagi mengalir.
Aku mengangguk singkat dan memeluk lutut lebih erat. Entah kenapa masih terasa ada sesuatu yang harus dibicarakan. Namun aku tak mampu memikirkan apapun hingga kembali menyandarkan kepala pada lutut dan memejamkan mata. Terasa lelah sekali.
Jariku terasa tersentuh oleh jari Astro, tapi aku menarik tangan dan menyembunyikannya di antara lutut dan dada. Entah kenapa tubuhku masih menolaknya. Hati dan perutku pun masih terasa sakit. Akan masuk akal jika semua ini terjadi karena aku akan menstruasi sebentar lagi, tapi entah kenapa aku merasa bukan itu alasannya.