Demi menjaga suasana hatiku tetap baik sebelum kepergian kami ke negara baru beberapa hari lagi, Astro mengajakku tinggal di rumahnya. Rumah bernuansa batu bata ekspos dan kayu yang dikelilingi tanaman bunga lavender. Rumah yang menjadi tempat peristirahatan sementara setelah kami melarikan diri dari hutan sebulan yang lalu.
"Mau kamu apain ini semua?" Astro bertanya saat mendapatiku sedang memindahkan tanaman bunga lavender ke dalam polybag.
"Mau aku tanam di makam. Nanti sore anterin aku ke makam di mansion ya. Mansion kan deket dari sini."
Astro duduk tepat di sisiku dan mulai menggali, "Mau nanem berapa banyak? Kok yang kamu pindahin ada lebih dari selusin?"
"Buat semua makam yang deket sama Nenek Pita. Besok aku juga mau ke Magelang, ke makam Opa. Aku mau nanem juga."
Astro menoleh padaku dan menatapku lekat, "Buat makam ayah sama adik kamu gimana?"
"Itu nanti aja sekalian kita ke rumah Ayah sebelum ke bandara. Biar ga bolak-balik."