Suara hewan malam menemani kami menunggu di dalam gelap. Api unggun yang tadi menyala, saat ini hanya tinggal bara. Di sekitar kami pohon tinggi bergemerisik karena daun dan rantingnya diterpa angin.
Axelle berkali-kali menggumam seorang diri seolah sedang membaca mantra agar tidak turun hujan. Meteor yang kami tunggu datangnya masih berjam-jam ke depan, sebelum tengah malam.
Astro memelukku dan mengusap bahuku, "Dingin?"
Aku menggeleng dan menyandarkan kepala di bahunya. Bagaimana mungkin aku merasa kedinginan jika dia terus menempel padaku? Api unggun yang padam pun tak akan membuatku kedinginan karena dirinya selalu di sisiku.