"Opaku belum meninggal. Aku ga perlu tanda tangan hak waris sekarang."
"Tuan sekarat, Nona." ujar Pak Bambang dengan tatapan sendu.
Aku menatapi mereka berdua bergantian dan menoleh untuk menatap Kyle, "Opa di mana?"
"Tuan di rumah sakit. Kita ke sini karena Nona butuh berpikir jernih buat ngurusin semua warisan. Kita ke rumah sakit setelah semua urusan hak waris selesai. Ini perintah dari nyonya." ujar Kyle.
"Aku ga akan tanda tangan apapun sebelum Astro sampai." ujarku sambil mengamit handphone dari saku.
Aku menelepon Astro karena tak mendengar kabar apapun lagi dari earpods. Namun sebelum nada dering habis, terdengar suara mobil di halaman dan Astro muncul tak lama kemudian.
Astro berlari menghampiriku dan memegangi kedua bahuku sambil memperhatikanku dengan teliti, lalu memelukku erat. Dia mengecup puncak kepalaku lama sekali sebelum melepasku pada akhirnya.
"Bisa kita mulai?" Pak Bambang bertanya.