Astro memberiku banyak pesan seolah kami sedang kembali ke waktu sebelum menikah. Ini terasa lucu, tapi juga sedikit mengganggu.
Aku tahu dia merindukanku. Aku bahkan tak terbayang bagaimana suasana hatinya sepanjang hari karena dia tak bisa memeluk atau mencumbuku. Yang terjadi di depan mataku saat ini justru sikap kekanakannya yang tiba-tiba datang lagi setelah menghilang berbulan lamanya.
Dia sering memberi tebakan konyol hanya agar kami bisa terus berbincang. Aku bahkan cukup yakin dia mengabaikan beberapa pekerjaannya hanya demi bisa memperpanjang waktu kami saling terhubung.
Aku tak lagi malu-malu membalas pesan mesra atau konyol darinya saat berada di sekitar Opa atau Oma. Aku justru memergoki mereka sedang tersenyum saat melihatku membalas pesan Astro atau saat aku sedang melakukan video call. Tak jarang, mereka justru menggoda kami dengan ikut muncul di percakapan yang sebetulnya tak penting.