Bibirku masih bergetar saat Astro mengecupnya berkali-kali dengan lembut. Kami memasuki kamar dengan alasan menaruh koper sekitar sepuluh menit yang lalu, tapi yang kami lakukan setelah menutup pintu adalah bercumbu seolah tak akan bertemu bertahun lamanya. Padahal kami sudah bercinta beberapa kali di rumah peninggalan Kakek Indra setelah bertemu Ayah.
"Kamu pasti kangen." ujarnya lirih dengan bibir yang masih basah, tepat di depan bibirku.
Aku hanya menggumam. Aku pasti akan merindukannya. Bahkan sekarang, saat dia sebentar lagi akan pamit berangkat ke Surabaya tanpaku.
"Video call aku. Okay?" ujarnya sambil mengelus bibirku.