"Jadi, Kak." ujarku sambil tersenyum, walau di dalam hati aku sangat penasaran kenapa mereka bisa tahu rencanaku.
Mungkin Ayah yang memberitahu mereka, tapi untuk apa? Aku bahkan tahu tentang pelukis bernama panggung Suzu dari Dokter Alena. Aku tak menyangka Kak Sendy mengetahuinya juga.
"Kamu berangkat kapan?" Kak Sendy bertanya.
"Jumat siang berangkat dari sini nunggu Astro pulang kuliah. Mungkin kita akan nginep di perjalanan kalau kecapekan karena bawa mobil."
Kak Sendy menoleh pada Om Hanum, "Gimana, Pa?"
"Kamu mau bolos kuliah lagi?"
Kak Sendy menaikkan bahu sambil tersenyum, "Sekali-sekali lah. Boleh ya, Pa?"
"Tanggung sendiri akibatnya. Absensi sama IPK kamu jadi taruhan."
"Okay. Aku ikut." ujar Kak Sendy sambil tersenyum lebar sekali padaku.