"Kenapa kamu terima orderan cincin tunangan dari Vier buatku, Faza? Uugh, aku sebel banget, tapi ga bisa marah ke kamu." ujar Denada melalui sambungan telepon. Nada suaranya terdengar kesal sekali walau berkata tak bisa marah padaku.
"Sorry, aku ga enak nolaknya. Vier ngelamar kamu?" aku bertanya sambil menyandarkan punggung pada sofa studio.
Astro menoleh dan menatapku penuh minat. Aku hanya menaikkan bahu dan menaruh jari telunjuk di bibir karena tak tahu harus bereaksi seperti apa. Aku sudah mengaktifkan mode speaker agar dia bisa mendengar percakapanku dengan Denada dan aku berharap dia hanya diam mendengarkan tanpa mengatakan apapun.