Kami berjalan menuju kamar dan melewati pintu rahasia di balik lukisan rumah tua peninggalan Kakek Indra, lalu keluar dari lemari kamar workshop dengan hati-hati.
"Bukannya kamu yang nyari tau soal mereka? Udah ada hasilnya?" aku bertanya.
"Aku udah minta Kyle kirim email ke kamu. Dia udah nyari info soal mereka beberapa hari ini. Kamu harus ambil keputusan."
Entah kenapa aku merasakan firasat buruk. Apakah benar Vinny berbahaya?
Aku meletakkan borgol dan cambuk di laci lemari saat Astro berkutat dengan ranselnya, "Kamu pulang jam berapa?"
"Nanti aku kabarin. Kayaknya agak sore." ujarnya sambil memberi isyarat padaku untuk keluar kamar.