"Semua data peninggalan Ana udah Ayah pindah ke sini." ujar Ayah sambil membuka satu folder berisi berbagai sub folder lain di dalamnya.
Kami sedang duduk di atas karpet di lantai dua. Dekat dengan jendela lebar yang mengarah ke balkon, tapi jendela itu tertutup gorden tebal untuk memantulkan gambar dari proyektor yang sedang dioperasikan.
"Faza pasti pernah liat sebagian datanya karena ada data Faza juga yang Ayah pindah, tapi emang ada data Ana yang ga keliatan. Cuma beberapa, tapi kita dapet petunjuk dari sana." ujar Ayah sambil mengarahkan kursor yang terlihat di pantulan di gorden.
Jantungku berdetak kencang saat Ayah membuka sebuah folder dan terbukalah berbagai dokumen tertulis di sana. Diary milik Bunda.
"Faza bisa baca ini semuanya nanti kalau mau. Ayah minta maaf, Ayah udah baca duluan." ujar Ayah sambil menoleh ke arahku.