Astro menggenggam tanganku dan membimbingku berjalan menjauh. Namun lebih dari itu, genggaman tangannya membantu mengelola emosiku. Tangannya terasa seperti yang selalu kuingat. Hangat dan nyaman.
"Aku minta maaf." ujarku sambil menoleh padanya. Aku tahu kami hanya tinggal selangkah lagi untuk bisa bernegosiasi dengan mereka jika memang benar mereka memiliki hubungan kerabat atau kekeluargaan dengan Bu Kamalia. Namun aku menghancurkan semua prosesnya.
Astro menggeleng, "Nanti aku cari cara. Mungkin belum waktunya kita negosiasi sekarang."
Aku menatapnya penuh rasa bersalah. Aku benar-benar ingin dia tahu bahwa aku benar-benar merasa bersalah. Namun dia terlihat tenang, seperti tak terjadi apapun.