Aku menatap Ayah dan Ibu bergantian karena mereka menatapku sendu. Kami sedang berkumpul di atas karpet di ruang tengah lantai dua malam ini, beberapa saat setelah aku dan Astro sampai. Ayah dan Ibu meminta waktu untuk berbincang sebentar sebelum kami beristirahat.
Ibu menoleh pada Ayah, "Bahasnya besok aja deh, Yah. Kasian tuh anak Ayah dua-duanya capek gitu."
Ayah menggeleng, "Sekarang aja. Udah nanggung. Biar mereka mikir sekalian."
Ibu terlihat menyerah dan menatapku sambil meminta maaf tanpa suara. Entah kenapa aku yang justru merasa bersalah karena Ibu melakukan hal itu.
"Ayah udah denger soal Denada. Ayah tau niat kalian baik. Ayah ngerti, tapi besok kalau kalian ketemu Denada, kalian harus minta maaf." ujar Ayah dengan tatapan serius.
Astro terlihat ingin memprotes ucapan Ayah, tapi aku mempererat genggaman tanganku padanya dan memberinya gelengan kepala singkat. Dia menatapku dengan tatapan sebal, tapi tak mengatakan apapun.