"Aku pikir mereka cuma bercanda tadi. Beneran dijemput?" Jeanny bertanya dengan tatapan tak percaya saat melihatku mendekat ke arah kerumunan kecil di bawah pohon di depan gedung fakultas. Ada Jojo tepat di sisinya, juga Liam dan Pratama.
Aku tersenyum dan menundukkan bahu pada semuanya sebagai tanda salam, lalu menghampiri Astro yang sedang bangkit untuk menyalami dan mencium tangannya. Astro mengamit kepalaku dan mengecup dahiku. Dia memeluk pinggangku erat seolah sedang menjagaku dari seseorang yang bisa saja mengambilku dari sisinya.
Sebetulnya aku sedang merasa gelisah. Jantungku berdetak kencang, kepalaku terasa berdenyut, dan nyeri di perutku terasa mengganggu. Entah bagaimana aku akan memberi tahu Astro tentang menstruasiku hari ini.
"Langsung cabut aja yuk. Biar ga baper mereka liat kita." ujar Astro dengan senyum menggoda yang terkembang di bibirnya.
"Boleh." hanya itu yang mampu keluar dari bibirku.