Aku bisa merasakan tubuhku melayang. Saat aku memaksa membuka mata, Astro sedang menggendongku menaiki tangga dengan satu lenganku berada di bahunya. Aku memeluk bahunya lebih erat dan mengecup tengkuknya, tapi tak mengatakan apapun karena kepalaku masih terasa berputar.
"Kamu istirahat aja. Aku tinggal masak dulu ya." ujarnya sambil membawaku memasuki kamar.
Aku hanya mengangguk. Rasanya sudah lama sekali aku tak tertidur di mobil saat dia sedang menyetir. Sepertinya aku benar-benar kelelahan.
Aku mengamit wajahnya dengan kedua tanganku saat dia menurunkanku di tempat tidur dengan hati-hati dan mengecup bibirnya, "Kita bisa delivery aja kok. Kamu ga perlu masak terus."
Astro mengelus puncak kepalaku, "Aku belajar masak biar bisa masakin istriku kalau lagi hamil. Aku kan pernah bilang."