"Eh, ada Mas Astro. Sehat, Mas? Lama ga ke sini." ujar seorang wanita bertubuh gemuk yang mungkin berusia 50 tahun sambil menatapku penuh minat. "Ini toh istrinya?"
Astro mengangguk dan tersenyum lebar sekali, "Iya, Mbok. Namanya Faza."
Wanita itu tersenyum lebar dan mengusap bahuku berkali-kali, "Cantik. Cocok sama Mas. Mau pesen yang biasa?"
"Iya, Mbok. Dua ya."
"Sek, yo. Agak ngantri. Duduk dulu aja. Nanti dianter."
Astro mengangguk dan mengamit pinggangku untuk berjalan bersamanya. Kemudian menaiki tangga dan mengajakku duduk di meja lesehan di satu sudut dekat jendela lebar yang terbuka. Di lantai ini tak terlalu ramai seperti di lantai bawah, hanya ada dua orang yang duduk di meja yang berbeda.
Astro membuka seplastik kecil berisi kerupuk dari atas meja dan menawarkannya padaku, tapi aku menggeleng untuk menolaknya. Aku lebih tertarik dengan pembahasan tentang Ray dan Denada.