Aku membuka mata tiba-tiba, dengan napas memburu dan tubuh bergetar. Aku baru saja memimpikan arus sungai itu lagi. Rambutku yang terbelai dan kecupan di dahiku membuatku menyadari aku masih di dalam pelukan Astro.
Aku mencoba mengendalikan diri dengan menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Berkali-kali, hingga merasa jauh lebih tenang. Aku meraih wajah Astro dan mengelusnya tanpa menatapnya. Aku ingin dia tetap mengecup dahiku karena aku membutuhkannya untuk membuatku merasa aman.
"I'm okay." ujarku lirih.
Astro memelukku lebih erat, "Kita bisa ke makam sebentar sebelum pulang."
Aku hanya menggumam mengiyakan dan mengangguk. Kurasa itu ide yang bagus. Mungkin aku akan merasa lebih tenang setelah bertemu dengan Ayah dan kedua saudaraku.
Astro mengamit wajahku dan memintaku menatapnya, "Kamu udah lakuin yang terbaik bertahun-tahun ini."
"Thanks to you."