Aku baru saja selesai membaca laporan jalannya sidang dua hari lalu yang Astro kirimkan padaku. Kami terlalu sibuk mengerjakan berbagai pekerjaan hingga tak sempat mengikuti perkembangan kasus Zenatta.
Aku juga sudah menerima skenario apa saja yang harus kukatakan dan kulakukan saat menjadi saksi persidangan minggu depan. Aku tahu aku sedang merasa takut, mengingat apa yang bisa dilakukan keluarga Zenatta. Namun sepertinya aku memang harus menenangkan pikiran. Aku harus berpikir jernih agar tak gegabah dalam bertindak.
Aku meletakkan laptop di meja kecil di sebelah sofa dan beranjak ke kamar mandi karena sepertinya aku mulai menstruasi. Dugaanku tepat sekali.
Aku sudah berbelanja berbagai kebutuhan selama beberapa hari ke depan karena jumat sore akan berangkat ke Lombok dan kembali ke rumah rahasia setelahnya. Tak ada yang menggangguku selama berbelanja walau ada saja orang-orang yang menatapku ragu-ragu.