Kami saling menatap dengan secangkir coklat panas buatan Astro di hadapan kami masing-masing. Entah apa yang membuatnya begitu lama membuka suara. Aku bahkan memintanya menunda rencana untuk membuka semua hadiah pernikahan dan seserahan hanya untuk mendengarnya bicara. Aku tahu ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku.
"Mau nunggu sampai coklatnya dingin? Kalau mau yang dingin kamu bisa taruh di kulkas dulu atau kasih es batu." ujarku sambil menatapnya lekat.
Astro terlihat berpikir sebelum bicara, "Erm, aku ... mau minta maaf."
"Kenapa?"
"Kamu inget sebelum aku berangkat ke sini aku pinjem hape kamu buat transfer foto?"
Aku mengangguk, "Kenapa?"
"Aku ... erm, hack hape kamu, jadi aku bisa baca semua chat kam ..."
Aku bangkit dan berjalan cepat meninggalkannya. Terserah apa yang akan dia katakan. Aku tak ingin mendengarnya.
Menyadap handphone-ku dia bilang? Yang benar saja?
"Honey."