Astro memelukku dari belakang saat aku baru selesai memotong kimbap dan meletakkannya di piring. Dia mengecup tengkukku yang terbuka karena aku mengikat rambut menjadi cepol tinggi, hingga membuat bulu halusku tiba-tiba meremang.
"Stop it. Kamu udah hampir telat, kamu tau?" ujarku sambil berusaha melepas pelukannya.
Astro hanya mengusap perutku dan tak mengatakan apapun, hingga membuatku menoleh padanya dan menjauhkan wajahnya dari tengkukku. Dia tersenyum lebar sekali.
Saat kami baru bangun pagi tadi aku sudah menolak permintaannya untuk bercinta, tapi dia memaksa. Sekarang dia baru selesai mandi dan sudah hampir terlambat berangkat, tapi masih saja menempel padaku.
"Pakai baju sana."
"Baik, Nyonya." ujarnya sambil melepasku dan berjalan ke arah lemari. "Jangan mandi dulu. Temenin aku sarapan."
Aah, laki-laki ini benar-benar ....