Malam ini kami berangkat ke tempat latihan menembak ditemani Kyle. Aku menggunakan kartu yang berbulan-bulan lalu pernah Opa berikan padaku. Ternyata kartu itu adalah akses khusus tanpa batas untuk latihan menembak di berbagai arena.
Kyle memberi tepukan tangan padaku saat aku baru saja berhasil menembak tepat di bahu sasaran berbentuk tubuh manusia untuk yang ketiga kalinya. Aku menoleh untuk menatap Astro, dia bisa menyesuaikan diri untuk membidik sasaran lebih cepat dari dugaanku. Entah apakah karena aku yang masih merasa asing dengan pistol di tanganku ini, tapi tanganku bergetar saat mempelajari cara menggunakannya.
"You are doing great (Kamu hebat), Honey." ujar Astro sambil menghampiriku dan mengecup dahiku.
Aku menatapnya tak percaya, "Udah satu jam dan aku baru bisa nembak tiga kali tepat sasaran, kamu bilang aku hebat?"
"Kamu cuma butuh latihan lebih."
"Ga ada waktu buat latihan lagi."