Ibu menggeleng saat melihat kami baru saja duduk di hadapannya, membuatku merasa malu dan mengalihkan tatapan ke jendela yang tertutup gorden. Ada seteko minuman dingin, empat gelas dan setoples cemilan di depan kami.
Beberapa saat lalu, Ibu mengetuk kamar Astro saat kami baru saja selesai bercinta. Astro lihai sekali merayuku untuk menuruti keinginannya karena Ibu terlambat pulang.
"Hati-hati kebablasan. Katanya mau nunda punya anak?" Ibu bertanya.
"Iya, Bu. Astro main aman kok." ujarnya sambil mengelus jariku di dalam genggamannya.
"Dasar."
"Ibu kenapa telat?"
"Ada koordinasi sama orang-orang kepercayaan kakek buat resepsi kalian nanti. Harusnya kita udah bahas ini dari tadi, tapi nungguin kalian mandi dulu jadi sekalian aja nungguin ayah. Kayaknya sebentar lagi pulang."
Astro mengangguk dan menoleh padaku, "Jangan bengong."
Aku menatapnya sebal, tapi dia memberiku senyum menggodanya yang biasa.