"Ga mau. Sebentar lagi Pak Deri jemput." ujarku.
Astro menatapku dengan tatapan menderita, "Masih bisa kok sebentar."
Aah, laki-laki ini benar-benar ....
"Bukannya kamu yang bilang Ayah sama Ibu punya hal yang mau diomongin ke aku? Ga sopan bikin orang tua nunggu, kamu tau?"
Astro terlihat kesal, tapi sepertinya dia mengerti waktu kami hanya sedikit. Dia mengecup dahiku dan meletakkan kepalaku di bahunya.
"Bisa kita bahas soal Zenatta lagi?" aku bertanya sambil mengelus pipinya.
"Apa yang kamu mau tau?"
"Sikapnya, kepribadiannya, semua yang kamu tau. Aku butuh informasi."
Astro terdiam sebelum bicara, "Seingetku dia pendiem. Cuma ngobrol sama orang yang dia kenal deket. Baik sih. Dia senyum ke semua orang, tapi cuma deket sama beberapa orang aja. Salah satunya Angel."