"Kalau mau berisik di kamarku aja nanti." bisik Astro saat kami baru saja selesai bercinta.
Pandangan mataku masih kabur dengan napas masih terengah saat dia meletakkan kepalaku di lengannya dan menutupi tubuh kami dengan selimut.
Astro mengecup bibirku, "Thank you, Honey."
Aku hanya menggumam mengiyakan karena mulai mengantuk. Bercinta dengannya benar-benar menguras tenaga.
"Kita ke rumahku besok sore aja ya. Oma sama opa masih kangen kamu kayaknya." ujarnya sambil mengelus rambutku.
Aku hanya mengangguk dan membenamkan wajah di dadanya. Sejak kami menikah, suara detakan jantungnya yang selalu menemaniku terlelap. Entah kenapa, terasa seperti aku sedang berada di rumah.
Tiba-tiba aku memikirkan keadaan rumah peninggalan Ayah di Bogor. Aku ingin melihatnya. Terakhir aku melihatnya adalah saat aku dan keluargaku berangkat berwisata yang menewaskan mereka di jembatan.