Kegelisahanku membuatku menelepon Opa beberapa kali setelah makan siang, tapi Opa tak menerima teleponku sama sekali. Aku tak mungkin bertanya pada Kyle saat kami sedang bersama Mayang dan Denada. Aku juga tak mungkin bertanya pada Zen jika memang bukan dia pelakunya. Hubungan kami bisa saja hancur seketika jika aku menuduhnya. Terlebih, aku tak ingin Opa menganggapku bertindak terlalu gegabah.
Apa yang harus kulakukan?
"Mau ke pantai sekarang?" Denada bertanya.
Aku melirik jam di lengan, pukul 16.11. Kurasa aku akan setuju padanya, maka aku mengangguk. Jarak pantai dan restoran tempat kami makan hanya lima menit ditempuh dengan berjalan kaki. Aku menoleh ke arah Kyle yang sedang sibuk dengan kamera Denada. Sepertinya aku sempat mendengar Denada memintanya untuk mengambil foto kami bertiga.
Aku melepas sandal yang kukenakan setelah sampai di bibir pantai. Sensasi pasir yang hangat di kakiku membuatku merasa lebih tenang.