Sepertinya aku baru saja merasa aku bodoh sekali. Bagaimana mungkin aku tak bisa menebak rencana kedua sahabatku?
Saat kami datang ke tempat refleksi satu jam yang lalu, Mayang mengajakku ke toilet dan membiarkan Denada yang memilih paket refleksi. Saat kami kembali, beberapa staf mengajak kami ke sebuah ruangan dan memberikan berbagai instruksi khusus untukku.
Aku baru saja menyadari treatment untukku berbeda dengan Mayang dan Denada saat mereka selesai dipijat dan mereka belum kembali. Namun beberapa staf masih memberi instruksi baru agar aku pindah ke sebuah tempat berbaring yang berbeda.
"Mbak harusnya aku udah selesai kan?" aku bertanya saat dia memintaku berpindah tempat.
"Belum, Kak. Treatment buat Kakak masih lanjut. Sini Kak, saya lulurin dulu." ujarnya dengan senyum manis.
Aku menatapnya bingung, tapi entah kenapa aku justru menurutinya. Walau harus kuakui pijatannya enak sekali. Aku tak akan menolak andai saja aku dipijat satu jam lagi.