Chapter 212 - Belalang

Menatap hujan dari balik jendela galeri membuat hatiku terasa sepi. Tiba-tiba aku mengingat saat aku dan Astro masih kecil, kami sering menghabiskan waktu di teras belakang dengan saling bermain tebak-tebakan.

"Kamu tau kenapa belalang sembah disebut belalang sembah?" Astro bertanya saat itu.

"Karena bahasa inggrisnya 'praying mantis'?"

"Bukan."

"Karena kakinya kayak lagi doa?"

"Bukan, Faza. Tebak lagi."

Aku berpikir sebelum menjawab, "Karena dia mau minta betinanya ga bunuh dia abis mereka kawin?"

Astro menatapku tak percaya, "Apa hubungannya coba?"

Aku menaikkan bahu, "Mohon biar ga dimakan?"

"Bukan. Coba tebak lagi."

"Aku ga tau. Kasih tau aku, kenapa?"

"Aah, payah!"

Aku menatapnya sebal, "Ya udah kalau ga mau ngasih tau."

"Tukang ngambek."

"Biarin."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS